Hari Anak Sedunia 20 November
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Hari Anak Sedunia untuk mempromosikan kebersamaan secara internal, meningkatkan kesadaran di antara anak-anak di seluruh dunia, serta meningkatkan kesejahteraan bagi anak-anak.
Dikutip dari un.org, Hari Anak Sedunia 2021 mengusung tema "A Better Future for Every Child" atau masa depan yang lebih baik untuk setiap anak. Dilansir humanium.org, berikut sejarah singkat Hari Anak Sedunia.
Hari Anak Sedunia dimulai pada hari Minggu kedua bulan Juni tahun 1857 oleh Pendeta Dr. Charles Leonard, pendeta dari Universalist Church of the Redeemer di Chelsea, Massachusetts.
Leonard mengadakan kebaktian khusus yang didedikasikan untuk anak-anak. Ia menamai hari itu dengan nama Rose Day, kemudian dinamainya dengan Flower Sunday. Lalu disebut sebagai Hari Anak.
Tanggal 23 April 1920, Hari Anak secara resmi dinyatakan sebagai hari libur nasional oleh Republik Turki untuk pertama kali.
Perayaan Hari Anak
Sejak tahun 1920, Hari Anak telah dirayakan secara nasional dengan surat kabar pada waktu itu yang menyatakannya sebagai hari untuk anak-anak. Tahun 1929, deklarasi resmi dibuat secara nasional oleh pendiri dan Presiden Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk.
Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa baru menetapkan Hari Anak Sedunia pada 1954. Kemudian, pada tanggal 20 November 1959, Majelis Umum PBB mengadopsi bentuk yang diperluas dari Deklarasi Hak Anak. PBB mengadopsi sebuah dokumen yang diperoleh dari Liga Bangsa-Bangsa sebagai pernyataannya mengenai hak-hak anak.
Dokumen tersebut diperoleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1924. Berikut isi dokumen tersebut:
1. Anak harus diberikan sarana yang diperlukan untuk perkembangan normalnya, baik materiil maupun spiritual.
2. Anak yang lapar harus diberi makan, anak yang sakit harus disusui, anak yang terbelakang harus ditolong, anak yang nakal harus diasuh, serta anak yatim piatu maupun anak terlantar harus dinaungi dan ditolong.
3. Anak harus menjadi orang pertama yang menerima bantuan di saat-saat sulit.
4. Anak harus ditempatkan pada posisi untuk mendapatkan nafkah dan harus dilindungi dari segala bentuk eksploitasi.
5. Anak harus dibesarkan dalam kesadaran bahwa bakatnya harus diabdikan untuk melayani sesamanya.
Fakta seputar Hari Anak Sedunia
1. 264 juta anak tidak sekolah.
2. 90 persen anak-anak penyandang disabilitas tidak bersekolah, menghadapi berbagai hambatan, mulai dari stigma dan ketidaktahuan hingga kurangnya infrastruktur, materi, atau guru terlatih.
3. Diperkirakan ada 1 miliar orang di seluruh dunia dengan disabilitas, dan setidaknya 1 dari 10 adalah anak-anak.
4. 150 juta anak-anak di seluruh dunia yang terlibat dalam pekerja anak, bahkan tidak memiliki kesempatan untuk merasakan masa kanak-kanak.
5. Biaya rata-rata per hari sebesar 1,25 dolar AS per anak di negara berkembang untuk menyediakan pendidikan penuh mulai dari pra-sekolah dasar hingga menengah.
6. Menurut Save The Children, Singapura menduduki peringkat 989 dari 1000 pada tahun 2019 untuk kategori paling sedikit anak yang kehilangan masa kanak-kanaknya.
7. Niger menempati peringkat 375 untuk jumlah anak yang kehilangan masa kanak-kanak terbanyak pada tahun 2019.
8. Dalam laporan tahun 2019 oleh Save The Children, Amerika Serikat peringkat 43 dan tertinggal jauh dari hampir semua negara maju lainnya dalam membantu anak-anak mencapai potensi penuh mereka.
9. 26 juta anak putus sekolah di Ethiopia karena pandemi virus corona.
10. Sekitar 99 persen atau 2,3 miliar anak-anak di seluruh dunia tinggal di salah satu dari 186 negara yang telah menerapkan beberapa bentuk pembatasan karena Covid-19.
Advertisement