Harga Tembakau di Probolinggo Tembus Rp55 Ribu/Kg
Meski gudang-gudang milik sejumlah pabrik rokok terlambat menyerap tembakau, para petani mengaku, senang karena harga tembakau terus naik. Harga tembakau Paiton Voor Oogst (Paiton VO) itu dibeli tengkulak dengan harga lumayan tinggi, Rp55.000 per kilogram (Kg).
“Alhamdulillah, harga tembakau rajangan milik saya dibeli tengkulak dengan harga lumayan, Rp55.000 per kilogram,” ujar Zainul Hasan, petani tembakau di Desa Sogaan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Jumat sore, 16 September 2022.
Tembakau yang laku Rp55.000 tersebut memang termasuk berkualitas. “Kalau kualitasnya di bawahnya sedikit, tengkulak bersedia membayar Rp42.000 per kilogram,” katanya.
Sebelumnya, awal September lalu, kata Zainul, harga tembakau bagus berkisar Rp49.000-Rp50.000/kg. Sedangkan untuk kualitas sedang (di bawahnya) dihargai Rp40.000-Rp42.000/Kg.
Disinggung apakah kenaikan harga tembakau itu karena dipicu naiknya bahan bakar minyak (BBM), Zainul menepisnya. Dikatakan sejak dulu tembakau di kawasan “atas” (pegunungan) seperti di Kecamatan Krejengan kualitasnya lebih bagus dibandingkan di dataran rendah di kawasan pantai utara Kabupaten Probolinggo.
“Karena kualitas tembakau memang bagus, ya harganya jelas mahal, bukan karena BBM naik,” katanya.
Hal senada diungkapkan Taufik, petani tembakau di Desa Sumurdalam, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. “Sejak zaman Belanda, tembakau yang di pegunungan harga lebih bagus dibandingkan yang di dataran rendah,” ujarnya.
Andi, petani tembakau di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton mengaku, bersyukur harga tembakau pertengahan September ini lumayan tinggi. “Kalau tembakau di Karanganyar yang dekat pantai mungkin harganya tidak setinggi itu, tetapi kalau selisih seribu-dua ribu, ya lumayan,” katanya.
Sementara itu, Gatot Handoko, petani tembakau di Desa Patemon, Kecamatan Krejengan mengatakan, di desanya belum ada petani yang memanen tembakau dengan kualitas bagus. Mereka masih memanen daun tembakau dengan kualitas sedang.
"Sekarang ini di Patemon masih panen daun tengah, daun atas itu masih belum. Kalau daun tengah ini harganya sekitar Rp50.000 sampai Rp51.0000 per kilogram,” katanya.
Ketika para petani bersuka ria dengan mahalnya harga tembakau, tidak demikian dengan para tengkulak. “Kalau kami tidak mau membeli tembakau dengan harga seperti diminta petani, ya petani memilih menjual tembakaunya langsung ke gudang-gudang tembakau, harganya juga sama, yang bagus Rp55.000,” kata Muhammad Farihin, pedagang tembakau di Kecamatan Krejengan.
Data dari Dinas Pertanian, tahun ini luas areal tembakau menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan Dinas Pertanian yang menargetkan areal tembakau pada musim tanam 2022 seluas sekitar 9.000 hektare (Ha) tetapi kenyataannya hanya terealisasi sekitar 6.000 Ha.
Advertisement