Harga Telur di Surabaya Terus Melambung, Apa Penyebabnya?
Harga telur yang terus melangit membuat Dinas Perdagangan Kota Surabaya terus melakukan giat operasi pasar ke seluruh kelurahan di Surabaya. Saat ini harga telur di pasaran mencapai Rp 27.000.
Kenaikan ini membuat warga bertanya apakah ada pihak-pihak yang sengaja 'memainkan' harga telur hingga harganya menanjak. Kepala Dinas Perdagangan Surabaya, Wiwiek Widyawati mengatakan hingga saat ini pihaknya masih melakukan pengawasan terkait harga telur.
"Saya tidak bisa ngomong, tapi Pak Kemendag melakukan pengawasan secara ketat lagi. Kami akan pantau harga pergerakan telur sampai sejauh mana," kata Wiwiek, saat dihubungi, ngopibareng.id, Jumat, 20 Juli 2018.
Untuk menyiasati harga yang melambung, Dinas Perdagangan Kota Surabaya menggelar operasi pasar untuk komoditas telur. Operasi pasar ini sudah dilakukan sejak 10 Juli lalu. Hingga saat ini, total ada 20 titik yang sudah dicapai. Wiwiek, mengatakan operasi ini akan terus digelar hingga harga telur stabil.
Di setiap operasi, Dinas Perdagangan menyediakan 150 kilogram hingga 200 kilogram, dan warga yang membelinya hanya dipatok Rp 22.000 per kilogram. Wiwiek mengatakan telur itu dipasok dari produsen, kelompok peternakan, dan peternak yang banyak berasal Blitar.
Menurutnya, kenaikan harga telur memang juga terjadi di produsen. Melambungnya harga, disebabkan karena ada kenaikan dolar, yang berbuntut harga pakan ayam petelur juga naik.
Ia berbarap dalam minggu ini harga telur sudah kembali normal. Sembari menunggu, pihaknya juga akan terus melakukam operasi pasar ke titik-titik yang lain.
Saat di tanya apakah operasi ini efektif akan mempengaruhi harga pasar Wiwiek belum bisa menjawab. "Pendekatannya ada kebutuhan warga akan telur saat harga naik, dan pemkot hadir memenuhi kebutuhan dengan harga yang murah," kata dia.
Begitu juga saat ditanya berapa kebutuhan warga Surabaya pada telur. "Saya belum punya datanya kalau soal itu," pungkas dia. (frd/amr)