Harga Solar Naik, Pengusaha Pariwisata di Mojokerto Genjot Tarif
Dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pengusaha bus pariwisata di Mojokerto mengerek tarif angkutan bus. Kenaikan harga bio solar membuat mereka para pengusaha travel skala kecil di Mojokerto menaikkan tarif hingga Rp 300 ribu.
Pengusaha travel bus Ikka 26 tahun, mengatakan, naiknya harga bio solar sejak pukul 14.30 WIB kemarin membuat sejumlah pengusaha pariwisata skala kecil kelimpungan. Mereka terpaksa harus menaikkan harga trip wisata yang terlanjur dipatok pada bulan September 2022.
Yaitu trip wisata pantai Malang Selatan Rp 2,4 juta, ziarah Wali Lima Rp 1,8 juta dan ke Pantai Karang Gongso, Trenggalek Rp 4,5 juta. Naiknya harga bio solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter membuatnya terpaksa mengoreksi tarif tiga tujuan wisata tersebut.
"Alhamdulillah semua konsumen saya menyadari karena kenaikan harga solar bersubsidi," kata Ikka, kepada wartawan, Minggu 4 September 2022.
Untuk trip ke Malang Selatan, Ikka kini menaikkan tarifnya menjadi Rp 2,6 juta. Tarif ziarah ke Wali Lima juga ia naikkan Rp 200 ribu menjadi Rp 2 juta. Tarif tersebut hanya untuk sewa bus, sopir dan kernet, serta solar.
"Kalau trip ke Pantai Karang Gongso saya naikkan dari Rp 135 ribu per orang menjadi Rp 140 ribu. Penumpangnya 33 orang, sudah termasuk satu kali makan, tiket masuk wisata, parkir bus dan jalan tol," jelasnya.
Sebagai pengusaha kecil, perempuan asal Kecamatan Mojoanyar itu, mau tidak mau menerima kenaikan harga solar bersubsidi. Ia hanya berharap pemerintah tidak terlalu membatasi pembelian bio solar. "Tidak masalah harga naik, tapi harapan kami ke pemerintah pembelian solar jangan terlalu dibatasi, khususnya bagi kami pengusaha kecil," cetusnya.
Dampak lonjakan harga bio solar juga dirasakan Beni Abdul Azis 27 tahun, pengusaha travel asal Bangsal, Mojokerto. Sehari-hari ia mengoperasikan tiga bus medium dan minibus.
Menurutnya, naiknya harga solar bersubsidi bakal ikut mendongkrak harga onderdil bus. Seperti oli, filter oli dan ban yang harus rutin diganti. Sehingga biaya perawatan rutin bakal naik.
"Kedua gaji sopir dan kernet pasti ikut naik karena kebutuhan rumah tangga mereka juga naik. Biasanya sopir Rp 250 ribu dan kernet Rp 70 ribu per hari, bakal naik Rp 50-100 ribu," jelasnya.
Dampak ketiga tentu saja biaya untuk bio solar ikut naik. Oleh sebab itu, Beni terpaksa menaikkan tarif travelnya. Dalam bulan ini saja ia sudah menerima pesanan 32 trip wisata, studi banding dan mengantar pengiring pengantin. Semuanya masih di wilayah Jatim.
"Bagi pemesan yang sudah bayar uang muka sebelum solar naik, saya minta tambahan biaya solar saja. Misalnya ke Malang selatan biaya solar dari Rp 500 ribu menjadi Rp 700 ribu. Bagi yang belum DP, tarifnya saya naikkan maksimal Rp 300 ribu," jelasnya.
Senada dengan Lukman, Beni berharap kenaikan harga bio solar tidak diiringi dengan pembatasan pembelian yang lebih ketat dari pemerintah. Pembatasan pembelian yang selama ini diterapkan di semua SPBU maksimal 200 liter per hari, baginya sudah tepat. "Kalau batasan pembelian 200 liter per hari untuk bus medium masih cukup," tandasnya.
Advertisement