Harga Sewa GBT Naik, Bonek Pertanyakan Nasib Persebaya
Harga sewa Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, rencananya akan dinaikkan oleh pihak Pemerintah Kota Surabaya. Dengan tarif baru yang mencapai Rp 444 juta tentu akan memberatkan bagi tim berjulukan Bajul Ijo. Maklum, banderol sewa itu mengalami kenaikan hingga 15 kali lipat dengan asumsi harga awal berkisar Rp 30 jutaan.
Meski baru sebatas usulan dalam bentuk draft raperda, beberapa pihak mengaku terkejut karena kenaikannya dinilai tak wajar, tak terkecuali suporter setia Persebaya, Bonek Mania.
Mereka meyakini harga sewa sebesar itu sangat memberatkan. Andai memang benar naik 15 kali lipat, Bajul Ijo terancam tidak bisa main di Surabaya.
"Tentu kecewa, karena pasti bermain di luar Surabaya. Itu kan tidak benar, apalagi Persebaya ini kan tim kebanggaan Kota Surabaya," kata dirijen Bonek Tribun Kidul, Agus Tessi, Rabu 10 Juli 2019.
Tessi berharap, usulan kenaikan harga sewa GBT dikaji lagi, supaya Bajul Ijo tetap bisa bermain di Surabaya. "Kami suporter berharap kenaikan itu tidak terjadi," ujar Tessi.
Sebetulnya kalau melihat penghasilan Persebaya di setiap pertandingan big match mencapai Rp 2 miliar. Banderol sebesar itu tak memberatkan. Sayangnya, tak semua laga home Persebaya berkategori big match, sehingga penghasilan Bajul Ijo dari tiket penonton tidak terus flat Rp 2 miliar.
Dari data yang dirilis panpel di pertandingan kategori biasa (bukan big match) pemasukan Persebaya dari tiket hanya kisaran Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar. Bila harga sewanya berkisar Rp 444 juta, pemasukan Persebaya tentu akan jauh menyusut. Apalagi, selain sewa stadion, mereka harus membayar banyak hal terkait pelaksanaan pertandingan yang nilainya relatif besar.
Tessi pun mempertanyakan nasib Persebaya jika tidak bisa bermain di GBT. Sebab, ia yakin Bonek sangat menyayangkan bila tim kesayangannya harus menjadi musafir.
Pihak Persebaya sendiri mengaku keberatan jika tarif sewa Stadion GBT secara resmi dinaikka 15 kali lipat. Setidaknya, hal itu dilontarkan manajer Persebaya Candra Wahyudi pada Rabu 10 Juli 2019.
"Rencana kenaikan tarif GBT tentu akan menambah biaya pertandingan. Kami harus berpikir ulang untuk bermain di GBT," tutur Candra.
Sayang, Candra tak bersedia berkomentar lebih jauh mengenai rencana Persebaya bila tidak bisa bermain di GBT maupun pertanyaan lain seputar berapa besar total biaya yang harus dikeluarkan di setiap pertandingan
"Nanti dulu ya, tunggu keterangan resmi dan akan disampaikan Direktur Media Persebaya," ujar Candra.
Candra juga tak bersedia mengomentari terkait harga miring yang dijanjikan Pemkot untuk Persebaya. Seperti diketahui, Bappeko Eri Cahyadi sempat melontarkan pernyataan bahwa Persebaya akan mendapat harga spesial meski tarif sewa GBT naik.
Candra hanya mengungkapkan, selama ini manajemen Persebaya selalu membayar sesuai harga sewa yang berlaku, yakni Rp 30 juta setiap menggelar pertandingan home di Liga 1.
"Kami selama ini mengikuti aturan main dari pengelola GBT. Terkait dengan biaya sewa stadion maupun biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pertandingan," kata Candra.(hrs)