Harga Pertalite di Sorong Tembus Rp 50.000, Warga Antre di SPBU
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di kota Sorong, Provinsi Papua Barat, sejak Jumat 5 November 2021 malam, harga pertalite di tingkat pengecer tembus Rp 30.000 per liter. Harga terus bergerak hingga Rp 50.000 per liter pada hari Minggu ini. Kenaikan harga BBM oleh pengecer ilegal di jalan-jalan Kota Sorong tersebut disebabkan kelangkaan di SPBU sejak Jumat lalu.
Sementara itu, stok BBM di SPBU Kota Sorong akhirnya kembali normal dan melayani masyarakat pada hari ini. Menurut Unit Manager Communication, Relations dan CSR Regional Papua Maluku PT Pertamina Sub Holding Commercial Trading, Edi Mangun, kelangkaan BBM sebelumnya dikarenakan terjadinya rotasi kapal tanker pengangkut BBM milik Pertamina untuk wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, akibat cuaca buruk.
Edi Magun menjelaskan, pergerakan kapal dari satu titik ke titik yang lain terkendala cuaca sehingga menyebabkan keterlambatan pendistribusian. "Sebab itu, tim terminal pengisian BBM melakukan pengendalian stok. Sementara itu, terjadi pembengkakan harga BBM di Kota Sorong sejak Jumat malam," terang dia.
Edi Mangun menambahkan bahwa kewenangan untuk menindak dan proses hukum para pelaku penimbunan BBM adalah kewenangan Kepolisian dan penegak hukum lainnya sesuai Undang-Undang Migas.
Amigos, nama samaran pengecer BBM di Jalan Malanu Sorong, mengaku dirinya mendapatkan Pertalite dari SPBU karena mengantre sejak pagi hingga siang hari. Jerih payahnya itu dijual kembali dengan mengambil untung dari orang yang membutuhkan BBM.
"Ini kesempatan cari untung buat yang beli eceran dan tidak mau antre lama di SPBU," ungkapnya.
Kesempatan emas ini juga dimanfaatkan Anton. Dia menjual dan menaikkan harga untuk keuntungan lebih. "Saya juga antre di SPBU, tidak ada salahnya saya jual kembali. Kalau tidak mau ya tidak masalah," tandas dia.
Advertisement