Harga Masker Mahal, Jubir Presiden: Mereka Tidak Punya Empati
Juru bicara presiden, Fajroel Rahman mengatakan, Presiden Jokowi meminta kepada semua pihak jangan ada yang memanfaatkan kasus virus corona atau COVID-19 untuk mencari keuntungan pribadi.
Presiden telah mendengar informasi dari masyakat ada pedagang dan orang yang menaikkan harga hand sanitizer dan masker sampai berlipat lipat.
"Presiden menyebut orang seperti ini menunjukkan tidak punya empati terhadap korban maupun upaya pencegahan virus corona," kata Fazroel kepada Ngopibareng.id, Rabu 4 Maret 2020.
Menurut Fajroel, sejak pemerintah secara resmi nengumumkan dua warga Jawa Barat positif virus corona, tiba-tiba membuat hand sanitizer, menjadi barang langka dan harganya melonjak. Presiden menyayangkan ulah spekulan yang memanfaatkan penderitaan orang ini.
Sebab itu, presiden mengimbau seluruh masyarakat Indonesia menunjukkan rasa empatinya terhadap upaya pencegahan merebaknya virus corona yang sekarang menjadi persoalan dunia.
Presiden Joko Widodo juga mengajak masyarakat untuk turut mendoakan dan memberi dukungan bagi dua warga negara Indonesia (WNI) yang sebelumnya telah dinyatakan positif terjangkit virus korona.
"Keduanya kini tengah menjalani perawatan secara intensif sesuai dengan standar protokol kesehatan WHO," kata Fajroel.
Sebelumnya diberitakan, di beberapa toko online, hand sanitizer ukuran 50 ml yang biasanya dijual dengan harga Rp 12.600, kini harganya melonjak mencapai Rp126.000.
Begitu juga di swalayan, menjual hand sanitizer dan masker dua kali lipat dengan harga biasanya. Kenaikan harga hand sanitizer ini ternyata terjadi di mana-mana, tak hanya di Jakarta atau Depok, tempat virus corona ditemukan.
Sementara itu warga Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), mengatakan harga hand sanitizer harganya naik 10 kali lipat.
"Kejadian ini mengingatkan kita di awal merebaknya virus corona di Kota Wuhan, China. Orang di berbagai dunia ramai-ramai memborong masker, mulai dari masker untuk orang sakit hingga N95," kata Fajrul.
Seorang karyawati di sebuah asurabsu kawasan Jalan Sudirman Jakarta Selatanm Anggie mengeluhkan, soal masker dan hand sanitizer melonjak hingga barang langka. "Tidak hanya mahal, barangnya pun sulit didapat," kata Anggie.