Kedelai Terus Melangit, Pengusaha Tempe di Lamongan Menjerit
Pengusaha tempe di Lamongan mengeluhkan tingginya harga kedelai impor. Jika harga kedelai terus melonjak, dikhawatirkan usaha mereka akan gulung tikar.
Kenaikan harga kedelai impor terjadi sejak dua bulan terakhir dipicu melonjaknya nilai dolar. Harga kedelai impor saat ini mencapai Rp7.300 per kilogram.
"Harga kedelai impor terus naik. Kalau turun hanya dikisaran Rp 200-300 per kilogram tapi seminggu kemudian melonjak naik lagi," kata pengusaha tempe asal Desa Plaosan, Kecamatan Babat Sutadi, Jumat 26 Oktober 2018.
Dengan harga kedelai Rp 7.300 per kilogram menurutnya sangat memberatkan bagi pengusaha tempe.
"Sulit mendapatkan untung. Kalau saat ini bertahan hanya demi karyawan agar tidak sampai menganggur," tambah Sutadi.
Dibantu tiga orang karyawan dalam sehari Sutadi memprodroksi tempe hingga dua kuintal kedelai. Selain melayani para pelanggan bakul, dia juga menjual produksinya di pasar Sidoharjo Lamongan.
Meski harga kedelai tinggi para pengusaha tempe mengaku tidak berani menaikkan harga jual tempe. Mereka memilih memperkecil ukuran tempe.
" Ya terpaksa memperkecil ukuran tempe meski harus sering di komplain pelanggan, " tutur pengusaha tempe lainnya Sulis.
Menurutnya idealnya harga kedelai di kisaran Rp6500 per kilogram seperti pada tahun 2017 lalu sehingga pengusaha tempe masih dapat untung.
"Pemerintah seharusnya segera turun tangan agar harga kedelai tidak terus melonjak naik. Kalau terus-terusan naik akan banyak pengusaha tempe yang gulung tikar, " harap Sulis (tok)