Harga Kedelai Naik, Tempe di Malang Ukurannya Diperkecil
Sentra tempe di Kampung Sanan, Blimbing, Kota Malang tetap menjalankan roda produksi meski harga kedelai impor naik sebesar Rp9.150 perkilogram dari harga normal Rp7.250 hingga Rp7.600 perkilogram.
Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Kota Malang, Chamdani mengatakan, kenaikan harga kedelai impor itu dirasakan sejak November 2020. Ketika itu kenaikan berkisar Rp1.600 per kilogram.
"Harga kedelai kira-kira mulai awal November 2020 ada kenaikan. Kenaikan kurang lebih Rp 1.600 per kilogram bila dibanding harga di akhir Bulan Oktober," ujarnya, Senin 4 Januari 2021.
Agar roda produksi tempe tetap berjalan, para pengusaha tempe di Sanan melakukan modifikasi pada ukuran tempe. Contohnya jika ukuran normal memiliki lebar 23 cm, panjang 52 cm dengan tebal 6 cm. Saat ini ukuran diperkecil dengan lebar 20 cm, panjang 50 cm dan tebal 4,5 cm.
"Cukup riskan juga jika menaikkan harga jual eceran tempe di pasaran. Jadi yang dilakukan adalah dengan memodifikasi ukuran tempe agar tetap bisa menutupi biaya produksi. Tetapi beberapa pengusaha juga ada yang memilih menaikkan harga tempe," katanya.
Para pengrajin tempe tutur Chamdani tetap bertahan menggunakan kedelai impor karena kualitasnya lebih bagus dibanding kedelai lokal. Kedelai impor tersebut didapatkan dari negara Amerika Serikat dan Argentina.
"Kalau untuk tempe (kedelai lokal) kurang bagus. Kalau untuk tahu mungkin lebih bagus. Permasalahannya kan sekarang petani sudah jarang tanam kedelai," katanya.
Kawasan sentra tempe Sanan ini mampu memproduksi tempe hingga kurang lebih 17,5 ton perhari yang diproduksi sekitar 300 produsen.
"Sejauh ini untuk bahan baku masih lancar. Kemungkinan besar akhir Februari atau awal Maret harga kedelai cenderung menurun," jelasnya.
Ketua RW 15 Sanan, Irfan Kuncoro mengatakan, di Sanan selain pengrajin tempe, juga ada produksi hasil olahan tempe, seperti aneka makanan dari tempe.
"Di sini ada kedelai diolah menjadi keripik tempe, sambel goreng, nugget dan banyak varian lainnya," katanya.
Sementara itu, Walikota Malang, Sutiaji mengatakan, dalam waktu dekat Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bakal melakukan operasi pasar untuk mengetahui penyebab melonjaknya harga kedelai.
"Kami akan segera melakukan pemeriksaan di lapangan. Nanti akan kami gandeng Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Malang," katanya.