Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tahu-Tempe Bojonegoro Kelimpungan
Para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Bojonegoro mengaku kelimpungan. Menyusul naiknya harga kedelai impor yang kini tembus di angkas Rp 13900 perkilogramnya.
Menurut Ketua Asosiasi Perajin Tahu dan Tempe Ledok Kulon Marsono, para perajin mengaku kebingungan denganharga terbaru kedelai. Pasalnya, harga tersebut melonjak dalam 2 tahun terakhir ini cukup tinggi. Mulai dari harga Rp 9000 perkilogram pada tahun 2020, kini melinjak hingga Rp13.900 perkilogramnya. “Terus terang kita kebingungan,” ujarnya pada Ngopibareng.id, pada Rabu 2 November 2022.
Dikatakan oleh Marsono, anggota Asosiasi perajin tahu tempe di Kelurahan Ledok Kulon, hampir 300 orang. Para perajin dan pemilik usaha rata-rata punya pekerja minimal 1 orang hingga 15 orang jumlahnya. Sedangkan produksi tahu dan tempe di daerahnya butuh minimal 10 ton kedelai perharinya. Itu termasuk untuk perajin lain, yang tersebar di beberapa kecamatan di Bojonegoro.”Jadi, kalua harga terus naik, kita takut tak bisa produksi lagi,” tandasnya.
Marsono berharap, pemerintah untuk bisa menurunkan harga kedelai atau minimal mendekat harga normal di kisaran Rp 10000 kilogram kedelai. “Ya, terpaksa kita memperkecil ukuran tahu-tempe produk kita. Biaya produksinya gak nutut,” imbuhnya. Marsono menambahkan, di tempat usahanya ada 8 pekerja dan tiap hari membutuhkan 200 kilogram perhari kedelai.
Di Kelurahan Ledok Kulon sekarng ini, menggunakan strategi berdagang. Yaitu, di tengah harga kedelai yang tinggi, ukurannya diperkecil.
Sedangkan harga tahu-tempe goreng tetao sama dijual di pasaran. Mulai dari Rp 1000, juga Rp 2000 per bijinya. Begitu juga dengan harga tempe. Ada yang Rp 1000, Rp 2000, juga Rp 2500 hingga Rp 5000 per bijinya.
Soal harga kedelai, sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan menggelar diskusi dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) soal kenaikan harga kedelai impor.
"Kita diskusi, Gakoptindo kan rakernas. Ini khususnya kedelai ya, sebetulnya harga dunia-nya kan turun. Tapi pengirimannya itu kan 40 hari, jadi harga turun itu akan tiba Desember. Yang sekarang harga yang kemarin masih mahal," ujarnya saat Rakernas Gakoptindo 2022 di IIC Bogor, mengutip Antara, Minggu 30 Oktober 2022.
Sebetulnya, lanjut Zulkifli, harga kedelai impor saat ini turun dari negara asal. Namun, nilai rupiah terhadap dolar AS sedang melemah, yakni dari Rp14.500 menjadi Rp15.500 per dolar AS, sehingga terasa harga masih tinggi.
Advertisement