Harga Kedelai Impor dan Lokal di Jombang Kompak Naik
Harga kedelai di pasaran meningkat. Kedelai impor dan lokal, harganya kompak naik meski tidak terlalu tinggi. Kedelai sendiri merupakan bahan baku utama dalam produksi tempe tahu.
Naiknya harga kedelai dirasakan oleh penjual kedelai. Bagus merasakan dampak dari naiknya harga kedelai. Meski naiknya tidak signifikan, hanya Rp 200 tapi begitu terasa baginya.
"Harga kedelai impor naik terus, satu kilogram sekarang harganya Rp 10.700 per kilogram pernah juga sampai pada harga Rp 10.900," ucap pria 42 tahun ini, pada Jumat 18 Juni 2021.
Meroketnya kedelai impor, kata Bagus,sudah terjadi selama dua minggu terakhir. Pria asal Gudo, Jombang mengatakan, naiknya harga kedelai dirasakan di Pasar Tradisional Blimbing, Gudo, Jombang. Meroketnya kedelai impor, ternyata mempengruhi harga kedelai lokal.
Harga kedelai lokal di Pasar Tradisional Blimbing, Gudo contohnya, bisa mencapai Rp 10.400 per kilogram. Padahal, bulan lalu harga per kilogramnya masih Rp 9.000 per kilogram. Artinya ada kenaikan Rp 1.400.
“Harga kedelai lokal juga naik tidak terpaut jauh sama kedelai impor. Stok kedelai lokal di pasar ini semakin menipis, mungkin jadi penyebab harganya naik," beber Bagus.
Harga kedelai impor maupun lokal menurutnya pasti akan mengalami kenaikan. Namun, Bagus berharap naiknya harga kedelai tidak bertahan lama dan bisa kembali normal. Para pembeli yang notabennya pengusaha tahu dan tempe pun, menurutnya masih terus ada dan tidak surut pembeli.
"Harga kedelai sempat turun sebentar, cuman yah naik lagi. Sejauh ini pembeli masih aman, karena naik nya juga tidak signifikan juga. Semoga tidak naik terus, harga bisa normal kembali," pungkasnya.