Harga Gula di Tiga Pasar Surabaya Rp18 Ribu Perkilo
Harga gula di pasaran naik. Harga yang semula Rp12 ribu per kilo melonjak menjadi Rp18 ribu. Kenaikan gula ini terpantau di tiga pasar di Surabaya. Yakni Pasar Gotong Royong, Pasar Wonokromo dan Pasar Tradisional Tenggilis Mejoyo.
Dari pantauan Ngopibareng.id, menurut salah satu penjual, harga naik sejak Maret 2020. Penyebabnya stok gula yang langka.
“Harga gula naik jadi Rp18 ribu, sebelum corona Rp 12 ribu. Perkiraan kenaikan ini sejak Maret 2020” kata Sipah, salah satu penjual di pasar Wonokromo pada Jumat 3 April 2020
Dia menjelaskan lebih lanjut, harga gula naik karena stok kosong. “Ini sudah awal Maret stoknya kosong, barangnya susah dicari. Saya juga dengar mungkin sampai puasa harganya Rp 20 ribu” katanya.
Pernyataan Sipah pun didukung Su’i, pedagang gula yang lain. Menurutnya, harga gula naik karena pabrik tidak memproduksi gula. Padahal sebelumnya harganya Rp12 ribu.
“Ini sejak pertengahan Februari supplier nggak ada barang. Pabriknya nggak giling. Sekarang per kilo Rp 18 ribu, padahal sebelumnya sekitar Rp 12 ribu” katanya.
Selain Su’i dan Sipah, Maria pedagang gula di pasar Tenggilis Mejoyo juga mengungkapkan hal yang sama. “Ini sejak awal Maret harga naik jad Rp 18 ribu. Tapi kalau stoknya saya masih ada” tutupnya.
Soal kelangkaan gula, sebelumnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan jika gula impor dalam bentuk raw sugar sudah masuk ke Jawa Timur sebanyak 35 ton. Seperti diberitakan Ngopibareng.id, impor gula yang diterima oleh PT Kebun Tebu Mas sebanyak 10 ribu ton masuk pada 14 Maret 2020. “Jadi ada proses yang masih harus dikeluarkan dari kepabeanan sebanyak 25 ribun ton,” tambahnya, pada Minggu 15 Maret 2020.
Khofifah berharap, terjadi percepatan regulasi dari pemerintah untuk menunjuk siapa yang melakukan impor. Sehingga, pemprov bisa mengukur percepatan kapan raw sugar bisa terdistribusi di pasar.
Dibutuhkan upaya untuk menggiling raw sugar atau gula mentah impor agar bisa menjadi gula pasir konsumsi masyarakat.