Harga Daging Sapi Naik, Pedagang dan Jagal Mogok Jualan Senin
Harga daging sapi beberapa pasar di kawasan Jakarta- Bogor- Depok- Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mengalami lonjakan. Begitu juga di wilayah lain. Sejumlah jagal dan pedagang daging berencana mogok jualan sejak Senin, 28 Februari 2022.
Diketahui, harga daging sudah menembus Rp145 per kilogram, pada Minggu, 27 Februari 2022. Harga ini naik Rp35.000 dari harga sebelumnya, yakni Rp110.000 per kilogram. Sedangkan harga daging sapi di DKI Jakarta dan Bandung masing-masing di kisaran Rp 140.850 dan Rp 150.000 per kilogram.
Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat mengaku kewalahan menanggapi pertanyaan para pembeli, akibat melonjaknya harga daging di awal tahun 2022. "Untungnya tetap ada yang beli daging sapi karena butuh," kata Rohaya, salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Tanah Abang, Minggu, 26 Februari 2022.
Dari catatannya, jumlah pembeli anjlok hingga 35 persen karena harga komoditas itu naik bertahap mulai bulan lalu. Ia memperkirakan harga daging sapi bakal terus naik sampai bulan puasa mendatang.
Kenaikan harga daging sapi ini tak hanya dikeluhkan para pembeli tapi juga kalangan pedagang. Saat ini, harga sapi siap potong dari Australia dijual seharga Rp 54.000 per kilogram timbang hidup. Bila dikonversi ke dalam harga karkas atau daging segar menjadi sekitar Rp 132.500 per kilogram.
Jika pemerintah tak segera mengambil tindakan, menyatakan, para pedagang daging di Jakarta dan sekitarnya sudah berencana untuk mogok tidak berjualan. “Mengingatkan, pada 2012, dimana-mana jagal mogok dan tidak jualan daging segar di pasar tradisional,” Rohaya.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia, DKI Jakarta Wahyu Purnama. Ia menyatakan para pedagang daging bakal mogok jualan selama lima hari mulai Senin pekan depan, 28 Februari hingga 4 Maret 2022. "Rencana pedagang daging menghentikan aktivitas penjualan daging serentak selama lima hari di Jabar dan sekitarnya," katanya saat dikonfirmasi.
Ia menuding kebijakan pemerintah yang pro korporasi besar melanggengkan monopoli dan kartel komoditas daging dan sapi. Akibatnya, pedagang kecil yang juga rakyat kecil kian kesulitan bertahan hidup di tengah pandemi.
Menurut Wahyu saat ini harga daging sapi dinilai konsumen sudah terlalu tinggi. Apalagi daya beli masyarakat menurun di masa pandemi Covid-19.
Wahyu menjelaskan, harga daging sapi yang masih terbeli masyarakat di kisaran Rp 120.000 per kilogram. "Tapi ironisnya pedagang harus mendapatkan Harga pokok penjualan (HPP) lebih kurang Rp 130.000, tentunya rugi. Dilematis kalau harus melihat breakdown modal para pedagang dan biaya-biaya operasional lainnya." kata Wahyu.
Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Asnawi, berharap mogok jualan bagi pedagang sapi, tidak terjadi. Sebab ia sedang mengkomunikasikannya dengan Menteri Pertanian supaya turun mengatasi melonjak harga daging sapi.
Asnawi mengatakan bahwa harga pokok produksi (HPP) daging sapi saat ini berada di kisaran Rp 127.500 per kilogram. Oleh karenanya dijual Rp 130 ribu saja sebenarnya keuntungannya pas-pasan, habis untuk menutup biaya operasional.
Lanjut dia, masyarakat sudah memahami bahwa harga daging sapi naik bukan akal-akalan pedagang, melainkan dari hulunya sudah naik, yakni mulai dari sapi hidup sampai ke tempat pemotongan.
"Dengan termediasi informasi lewat media itu sampai ke masyarakat. Artinya berhasil kan kami memediasi, mempublikasi informasi itu ke masyarakat sehingga masyarakat mau membeli dengan harga perubahan, penyesuaian kami," ujarnya.
Asnawi juga mengklaim keberhasilan kedua, berupa diskusi intensif dengan pemerintah, menjelang Ramadhan untuk mengantisipasi lonjakan harga daging sapi. "Dengan angka yang masih jauh terus kita berkoordinasi sekarang sudah ketemu titik akhirnya, berapa? Pasokan bisa surplus, bisa lebih atas pasokan yang ada," tutur Asnawi.
Ia menyebutkan stok aman tersebut selain berlaku untuk sapi hidup, juga terjadi untuk daging beku. Dipastikan, pasokan aman sampai Lebaran karena Bulog mengimpor 20 ribu ton dan akan masuk semua pada Maret. Kemudian swasta punya stok lebih dari 5 ribu. Sementara kebutuhan daging beku hanya 25.236 ton.
"Jadi bagaimana menghadapi kebutuhan pasokan Ramadhan dan Idul Fitri? aman. Bagaimana harga? Ya sementara terjadi kenaikan tapi kita harapkan naik ya naik lah tapi jangan terlalu tinggi lah," pintanya.
Atas dua faktor tersebut, ia meminta agar pedagang daging sapi mempertimbangkan aksi mogok yang semula direncanakan selama lima hari, dari Senin sampai Jumat. Informasi sudah disampaikan kepada pedagang di seluruh Indonesia.
Advertisement