Harga Beras Medium Masih Tinggi Jelang Ramadan
Harga beras di Jawa Timur masih saja tinggi menjelang memasuki bulan suci Ramadan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi.
Dari data yang dilansir dari laman www.siskaperbapo.jatimprov.go.id, Sabtu 9 Maret 2024, rata-rata harga beras medium di Jatim Rp 12.041 per kilogram (kg) atau lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Zona I Jawa Rp 10.900 per kg.
Beberapa daerah yang masih tinggi yaki Sumenep, Tulungagung, Trenggalek, Kabupaten Kediri, Sampang, Kota Batu, Sidoarjo, Jombang, Pacitan, Kota Pasuruan.
Kemudian di Kabupaten Situbondo, Gresik, Bojonegoro, Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Magetan, Ngawi, Tuban, Lumajang, Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan, dari data yang ada sudah memperlihatkan adanya penurunan harga meski memang masih di atas HET.
"Hasil rapat terakhir menunjukkan penurunan karena sudah ada intervensi dari Beras Bulog dan akan ada musim panen maret minggu kedua. Sudah terlihat bahwa harga gabah kering yang tadinya di atas Rp7 ribu sekarang paling tinggi Rp7 ribu," ungkap Adhy.
Bahkan, lanjut Pj Gubernur Jatim, saat ini harga beras premium juga sudah stabil dan lebih rendah di banding daerah lain. "Hampir seluruh provinsi harga turun, dan di sini 300 ribu ton beras masuk," ujarnya.
Sebagai antisipasi kenaikan, Adhy mengaku bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) merumuskan strategi untuk menekan kenaikan harga pangan.
Saat ini, TPID dan Bank Indonesia telah mencanangkan Program Sinergitas Gapai Inflasi Terkendali (Sigati) merupakan penajaman strategi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K).
"Mudah-mudahan tidak terjadi (kenaikan). Kalaupun naik menurut BPS dan instansi terkait sesuatu kewajaran karena suplai tidak berimbang. Tapi inflasi tidak signifikan masih standar kewajaran," pungkasnya.