Harga Beras di Atas HET, DPRD Desak Operasi Pasar
Harga beras di Kabupaten Probolinggo melambung, bahkan melebihi harga eceran tertinggi (HET) sejak beberapa pekan terakhir. DPRD Kabupaten Probolinggo pun mendesak agar Pemkab setempat melakukan operasi pasar (OP) guna menekan harga beras.
"Pemkab Probolinggo bersama Satgas Pangan harus segera turun ke pasar. Harus segera digelar operasi pasar,” ujar Wahid Nurrahman, anggota Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo, Sabtu, 21 Januari 2023.
Politisi Partai Golkar itu mengaku, sudah memantau perkembangan harga beras akhir-akhir ini yang tidak terkontrol lagi. Harga beras pun melambung melebih HET yang telah dipatok pemerintah.
Wahid menjelaskan, pada September 2022 lalu, harga beras medium masih Rp 8.500 per kilogram (kg). Sekarang harga beras medium naik menjadi Rp 10.500 hingga Rp 11.000 per kg. Padahal HET beras medium sudah dipatok Rp 9.450 per kg.
Sementara itu, harga beras premium yang semula Rp 9.800 naik menjadi Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per kg. Bahkan harga beras patah (broken), yang semula Rp 6.000 naik menjadi Rp 9.600 per kg.
Melambungnya harga beras ini, lanjut Wahid, jika dibiarkan maka akan semakin memberatkan masyarakat terurama dari keluarga miskin. “Pemerintah melalui Bulog harus segera mengambil langkah dengan melakukan operasi pasar,” katanya.
Disinggung pemicu kenaikan beras, Wahid menduga, kemungkinan besar terkait dengan biaya produksi padi yang semakin tinggi. “Biaya tanam padi semakin tinggi, termasuk persoalan pupuk yang menjadi problema setiap tahun,” ujarnya.
Wahid berharap, petani tidak lagi diribetkan dengan aturan-aturan terkait regulasi pupuk bersubsidi. Dicontohkan, untuk mendapatkan pupuk bersubsidi petani diharuskan bergabung dengan kelompok tani dan harus masuk sistim informasi manajemen penyuluh pertanian (Sumluhtan) dan Nomor Induk Kependudsukan (NIK)-nya harus terintegrasi dengan Dukcapil.
Belum Panen Raya
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo, Mahdinsareza mengatakan, berkurangnya stok gabah di tingkat petani menyebabkan harga beras medium melambung. Bahkan, saat ini hampir di semua pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo, harga beras medium dijual di atas HET.
"HET untuk beras medium Rp 9.500 per kilogram. Tetapi di sejumlah pasar, beras medium dijual Rp 11.000-11.500 per kilogram," ujarnya.
Reza, panggilan akrab Mahdinsareza menambahkan, penyebab naiknya harga beras dipicu siklus padi di tingkat petani saat ini. Dengan memasuki masa tanam, praktis hanya sedikit petani yang panen. Hal ini menyebabkan harga gabah naik yang diikuti dengan naiknya harga beras.
DKUPP terus berupaya untuk menurunkan harga beras, salah satunya dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang (SRG) yang ada di Desa Alassumur Kulon, Kecamatan Kraksaan. Pada pertengahan Desember 2022 lalu, DKUPP masih menyimpan gabah sebanyak 1.000 ton dan beras 200 ton.
Persediaan itu yang kemudian didistribusikannya ke sejumlah pasar untuk menekan harga. "Sekarang di SRG sudah kosong, kami distribusikan semua karena memang harga beras cukup tinggi," katanya.
Dengan pendistribusian tersebut, terdapat sejumlah pasar yang harga berasnya mulai normal, namun masih ada juga harganya yang masih melebihi HET.