Harga BBM Pertamax Naik, Pembeli Pertalite Meningkat?
Harga Pertamax dan Bahan Bakar Minya (BBM) non subsidi mengalami kenaikan per Minggu, 1 Oktober 2023. Namun pemerintah menyebut pembeli Pertamax tak akan banyak berganti menggunakan Pertalite.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji menyebut naiknya harga Pertamax bisa jadi memicu perpindahan konsumen, menggunakan BBM subsidi Pertalite.
Namun ia yakin jumlahnya tidak akan besar. "Kalau kemungkinan (peralihan) sih pasti ada. Tapi jumlahnya saya kira tidak banyak," katanya dilansir dari Kompas, Senin 2 Oktober 2023.
Meski ia juga menegaskan, agar peralihan konsumen tak semakin besar, perlu ada mekanisme yang menjamin subsidi tepat sasaran. "Itu yang pernah kita sampaikan dulu bahwa BBM untuk JBKP (jenis khusus penugasan) itu harus tepat sasaran yang pernah revisi (Perpres 191 Tahun 2014) dulu," lanjutnya.
Selan itu menurutnya, harga BBM non subsidi fluktuatif mengikuti tren harga minyak dunia. Saat ini, Tutuko menyebut trennya kembali turun. Sehingga harga BBM non subsidi tidak terus naik. "Sekarang sudah mulai turun lagi," lanjutnya.
Sementara, pengguna Pertamax Andrianto Roni mengaku harga BBM non subsidi cukup memberatkan. Ia harus membeli Pertamax Turbo sebesar Rp16.600, naik Rp700 dibanding harga sebelumnya, Rp15.900.
Namun Roni mengaku tidak berpikir berpindah mengonsumsi Pertalite untuk bahan bakar motornya. "Pertalite kan untuk yang berhak menerima subsidi," kata karyawan perusahaan properti ini.
Diketahui, harga Pertamax di Jawa Timur naik, per 1 Oktober 2023. Harga Pertamax berubah menjadi Rp 14.000 per liter, naik dari Rp13.300 per liter.
Kemudian Pertamax Turbo kini sebesar Rp 16.600 per liter, naik dari Rp15.900. Selanjutnya Dexlite kini seharga 17.200 per liter, naik dari harga semula Rp16.350. Kemudian Pertamina Dex kini Rp 17.900 per liter, naik dari Rp16.900.