Minyak Dunia Turun, Ini Alasan Harga BBM Pertamina tak Turun
Harga minyak dunia saat ini benar-benar anjlok. Bahkan pernah berada di titik minus. Artinya pembeli minyak malah akan dapat uang.
Hal ini karena menumpuk dan overloadnya minyak di kilang-kilang dunia. Produksi minyak tetap sementara permintaan menurun seiring kebijakan lockdown yang menghentikan kegiatan perekonomain di berbagai negara di Dunia.
Lantas kenapa anjloknya harga minyak dunia tak menyurutkan niat PT Pertamina (Persero) untuk ikut menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)?
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan sampai menyindir Pertamina. "Di bulan ramadan ini kita bisa lebih banyak bersedekah. Sedekah terbesar kita ya ke Pertamina itu. Alhamdulillah, kita bisa menjadi orang sabar (menunggu BBM Turun). Bukankah di bulan Ramadan ini kita harus taat pada bunyi kitab suci Al Quran –”orang sabar itu kekasih Tuhan," tulis Dahlan seperti dikutip dari Disway.id, Jumat 1 Mei 2020.
Menurut Dahlan, kita harus toleran karena Pertamina itu bukan pedagang minyak murni. "Yang kalau harga kulakannya turun, harga jualnya bisa langsung turun. Yang kalau harga minyak mentah dunia kini tinggal 20 dolar/barel, harga bensin bisa langsung diturunkan menjadi sekitar Rp5.000/liter?," ujarnya.
Pertamina, juga memiliki kilang sendiri dan sumur minyak sendiri. Kilang itu memerlukan biaya operasi. Sumur minyak itu harus dijaga jangan sampai mati.
"Semua itu perlu biaya. Kita lah yang bisa jadi donaturnya. Itulah sebabnya di Amerika minyak dijual dengan harga serendah apa pun, asal ada yang mau beli. Kalau tidak ada yang membeli minyak itu hanya memenuhi tangki. Kalau semua tangki sudah penuh, bagaimana?" ujarnya.
Persoalan minyak ini timbul karena aktivitas mesyarakat dibatasi sehingga penggunaan BBM-pun langsung ngedrop di tengah produksi minyak bumi yang melimpah. Kalau tidak ada yang membeli minyak, otomatis minyak akan meluber ke mana-mana dan mencemari bumi.
Karena sumur minyak saat ini dipastikan akan terus mengalirkan minyaknya ke tangki. Tidak bisa ditutup. Kalau krannya ditutup mati, akan jebol terkena tekanan.
"Jalan satu-satunya untuk menutup sumur itu: diluluhi semen khusus. Sampai dasar sumurnya di perut bumi. Dibuat mati. Lalu sumur itu RIP selama-lamanya. Kelak, untuk menghidupkan kembali mahal sekali --sama dengan biaya menggali sumur baru," kata Dahlan.
Karenanya, jika Covid-19 diperpanjang sampai satu tahun lagi, maka orang di Amerika kemungkinan akan mendapat bensin gratis. Bahkan yang masih mau pakai bensin bisa mendapat bonus dari pemerintah.
Mematikan sumur memerlukan biaya tinggi. Begitujuga mematikan kilang biayanya juga tinggi. Sehingga Pertamina harus tetap mengoperasikan sumur-sumurnya. Dengan biaya dari masyarakat yang kini sudah merana akibat Corona yang tak segera sirna.
"Saya ingat kiat Pak Jusuf Kalla dulu. Ketika harus menaikkan harga BBM sangat tinggi. Kiat beliau adalah: naikkan BBM sehari sebelum bulan Ramadan. Agar besoknya tidak ada demo besar. Maka jangan harap harga BBM akan turun selama masih ada bulan Ramadan. Bahkan, jangan-jangan, selama masih ada Corona," tulis Dahlan.
Alasan Harga BBM tak Turun
Sementara itu mengutip Antara, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan penentuan BBM menggunakan patokan harga minyak global dua bulan ke belakang.
Artinya, harga BBM bulan April-Mei menggunakan patokan harga Februari-Maret. Saat itu, harga minyak dunia masih tinggi di kisaran US50 dollar per mmbtu.
Bedasarakan Keputusan Menteri ESDM Nomor 62.K/12/MEM/2020 tentang formula harga dasar eceran BBM disebutkan bahwa acuan menetapkan harga BBM adalah harga rata-rata Mean of Platts Singapore atau Argus periode tanggal 25 pada dua bulan sebelunya sampai tanggal 24 satu bulan sebelumnya.
Pertamina sebenarnya bisa membeli langsung BBM di pasar global dan menutup semua kilang minyaknya karena membeli BBM di pasar global saat ini lebih murah. Namun kebijakan tersebut artinya harus menutup kilang.
"Nanti mati semua, para KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) produksinya bagaimana? Menutup hulu juga perlu biaya, reaktivasi nanti juga perlu biaya," ujarnya.
Sementara itu, harga minyak yang masih tinggi saat ini menjadi sorotan warganet. Di twitter, pada pukul 11.00 WIB, Minggu 3 Mei 2020, #TaikLuPertamina trending di urutan pertama dengan 7.243 cuitan. Warganet rata-rata menyindir dengan berbagai banyolan terkait tak kunjung turunnya harga minyak.
Ada juga yang mempertanyakan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tak bersuara terkait masih tingginya harga BBM. Akun @K1ngPurw4 menulis "Pak Ahok gimana pandangan anda tentang pertamina selama jadi komisaris utama?" postingan ini disertai #TaikLuPertamina dengan gambar Ahok.
Berikut harga pasaran BBM di pasaran periode Mei ini:
SPBU Pertamina
1 Pertalite Rp 7.650
2 Pertamax Rp 9.000
3 Pertamax Turbo Rp 9.850
4 Bio Solar Rp 9.400
5 Dexlite Rp 9.500
6 Dex Rp 10.200
Harga BBM Shell
Reguler Rp 9.075
Super Rp 9.125
V-Power Rp 9.650
Diesel Rp 9.850
SPBU Total
Performance 90 Rp 9.075
Performance 92 Rp 9.125
Performance 95 Rp 9.650
Performance Diesel Rp 9.850
Harga BBM Vivo
Revvo 95 Rp 9.650
Revvo 92 Rp 9.125
Revvo 90 Rp 9.075
Revvo 89 Rp 7.190
Advertisement