Harga Bawang Merah Anjlok, Petani Probolinggo Meriang
Melimpahnya stok bawang merah di akhir musim kemarau di Probolinggo membuat harga komoditas bumbu itu turun drastis. Kalau biasanya harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp13.000-Rp20.000 sejak sepekan lalu turun menjadi Rp5.000-7.500 per kilogram (Kg).
Anjloknya harga bawang membuat para petani di Probolinggo “meriang”. Soalnya, jika harga bawang berada di bawah Rp10.000 per Kg alamat mereka merugi. “Kalau harga bawang di bawah Rp10.000 ya petani ‘kerja bhakti’ alias kerja sekian bulan tetapi gak dapat untung,” ujar Agus, petani bawang di Kecamatan Dringu, Minggu, 6 Oktober 2019.
Beruntung Agus masih sempat merasakan harga bawang sekitar Rp20.000 per Kg saat panen awal September lalu. “Tinggal sisa panen terakhir ini yang harganya anjlok,” katanya.
Hal serupa diungkapkan Fathur, petani asal Desa Tarokan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. “Anjloknya bawang merah diduga karena sedang panen raya di Probolinggo, Nganjuk, hingga Brebes,” ujarnya.
Dengan harga bawang Rp5.000-7.500, kata Fathur, hasil panen tidak bisa menutup ongkos produksi. “Mulai pengolahan tanah, pupuk, apalagi obat-obatan pembasmi hama sekarang mahal,” katanya.
Fathur mencontohkan, ia menanam bawang merah seluas 1 hektare, yang ketika panen menghasilkan 15 ton bawang merah. Dengan harga Rp5.000-Rp7.500 per Kg, ia mengantongin pendapatan antara paling banter sekitar Rp 100 juta.
Sisi lain biaya produksi bertanam bawang dengan lahan 1 hektare perlu sekitar Rp 150 juta. “Mudah-mudahan harga bawang merah kembali meningkat,” ujar Fathur.
Sebagian petani sengaja menahan bawang merahnya di gudang untuk menunggu harga kembali naik. Tetapi menyimpan bawang berisiko beratnya susut karena bawang merupakan umbi lapir, belum lagi harus menanggung biaya gudang (sewa gudang).
Tetapi sebagian petani nekat tetap menjual bawang merahnya meski harga jeblok. “Meski tidak untung, asal kembali modal, ya bawang dijual saja,” ujar Mahfud, petani bawang merah di Desa Tegalrejo, Kecamatan Dringu.
Mahfud mendesak pemerintah segera turun tangan ketika harga bawang merah anjlok. “Jangan hanya ketika bawang merah naik lalu mengadakan operasi pasar. Sekarang harga murah, petani yang dirugikan, mengapa tidak ada campur tangan pemerintah?” katanya.
Sebagian petani menyiasati anjloknya harga bawang merah dengan cara membuat olahan bawang merah. Yakni, bawang merah digoreng dan dikemas dalam plastik sehingga bisa bertahan lama.
Advertisement