Ketua DPRD Surabaya: Lengah Terapkan Prokes Risiko Lebih Besar
Ketua DPC PDI Perjuangan Adi Sutarwijono menegaskan, pihaknya menyambut simulasi pendidikan tatap muka (PTM) yang akan dilakukan di kota Surabaya. Pihaknya mengajak semua pihak untuk melaksanakannya dengan mengacu pada prosedur yang ketat terkait protokol kesehatan.
“Tren Covid-19 sudah stabil, dan semoga segera melandai, sehingga harus kita jaga betul. Pengalaman di India menunjukkan, lengah pada protokol kesehatan menimbulkan gelombang kedua yang menyedihkan. Kita semua tentu ingin Surabaya tetap aman dan sehat,” ujar Ketua DPRD Surabaya tersebut.
PDI Perjuangan, lanjut Adi, akan mengawal PTM agar semuanya bisa berjalan lancar dan sukses, yang ujungnya bisa mendorong peningkatan kualitas SDM.
“Melalui kinerja wali kota dan wakil wali kota yang merupakan kader PDI Perjuangan, para anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, para pengurus DPC hingga ranting, kita bersama-sama mendukung dan memastikan PTM bisa berjalan dengan baik,” kata Adi.
“Serentak bergerak, wujudkan merdeka belajar, sesuai tema Hardiknas 2021. Selamat buat semua insan pendidikan. Mari wujudkan suasana belajar, pembelajaran hybrid perpaduan daring dan tatap muka, yang menyenangkan dan berdampak pada kualitas SDM arek-arek Suroboyo,” tutur Adi.
PDI Perjuangan Kota Surabaya bakal terus fokus mengawal uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Pahlawan yang bakal dilakukan dalam waktu tak lama lagi. PTM bakal menjadi momentum untuk memperkuat kembali strategi peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
“Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2021 ini, PDI Perjuangan menyampaikan hormat kepada seluruh insan pendidikan yang selama lebih dari setahun terakhir berjibaku dalam model pembelajaran baru di masa pandemi Covid-19. Para guru dan insan pendidikan mengabdi tulus di masa sulit ini,” ujar Adi Sutarwijono kepada Ngopibareng.id, Minggu 2 Mei 2021.
Adi mengakui, pembelajaran di masa pandemi yang berbasis dalam jaringan (daring) alias pembelajaran jarak jauh adalah sesuatu yang baru, harus dilakukan nyaris tanpa transisi sistem. Tapi berkat dedikasi para guru dan insan pendidikan, pembelajaran daring bisa dilakukan dengan segala evaluasinya.
“Bahwa masih ada satu dua keterbatasan dalam pembelajaran daring, tentu itu wajar. Tapi yang jelas semua insan pendidikan, guru, orang tua, dan tentu para pelajar telah melakukan hal yang luar biasa selama setahun terakhir untuk tetap menggulirkan pembelajaran,” ujar Adi memberi apresiasi.