UMKM di Eks Dolly dan Jarak Berharap Terobosan Walikota Baru
Pelaku UMKM di eks lokalisasi Dolly dan Jarak, Surabaya berteriak menghadapi pandemi covid-19. Pandemi yang berlangsung satu tahun lebih ini membuat UMKM bentukan Walikota Tri Rismaharini ini harus berjuang untuk bertahan dari kebangkrutan.
Mereka berharap pemimpin baru Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armudji memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM dari ancaman itu.
Atik Tri Ningsih, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya, mengatakan ingin bersurat kepada walikota surabaya yang baru, agar segera turun tangan.
"Saya ingin bersurat untuk meminta dukungan Pak Wali, karena saya dan teman-teman ingin menjadikan kampung ini sebagai kampung wisata," kata perempuan berusia 38 tahun ini.
"Tapi, kami dan temen-temen saat ini berusaha supaya UMKM di sini tetap beroperasi seperti sebelum pandemi. Kami ingin walikota yang baru sejalan dengan harapan kami," imbuhnya.
Lanjut Atik, pelaku UMKM di eks lokalisasi ini berharap walikota yang baru punya program yang bertujuan memperkenalkan produk-produk UMKM ini kepada tamu-tamu dari luar Surabaya.
"Misalnya nanti ada tamu dari luar Surabaya, bisa diajak keliling ke UMKM yang ada. Kami terbuka juga bila tamu tersebut ingin belajar membuat sandal atau belajar membatik," katanya.
"Paling tidak kalau walikota yang baru mendukung dan mempromosikan, orang luar Surabaya akan tertarik juga berkunjung ke UMKM kami. Kalau kunjugannya banyak akan sangat membantu pemasukan teman-teman UMKM di sini," imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Pengelola Sentra Batik Putat, Trees. Ia berharap Pemerintah Kota Surabaya memesan seragam batik hasil UMKM bentukan Tri Rismaharini ini.
"Mungkin bisa ada pesanan seragam batik khas Surabaya dari jajarannya yang dikerjakan UMKM di sini. Batik yang kita buat ini khas Surabaya," kata Trees.
Trees mengungkapkan, terobosan walikota baru yang mewajibkan seluruh ASN di lingkungan Pemkot Surabaya memakai batik khas produk UMKM eks lokalisasi Dolly dan Jarak ini bisa menjadi awal kebangkitan dan penyemangat akibat pandemi Covid-19.
Diketahui, belasan UMKM di eks lokalisasi Dolly dan Jarak ini terancam gulung tikar. Mereka sejak adanya pandemi covid-19 sepi orderan, terutama untuk UMKM batik.
Namun, berbeda dengan UMKM sepatu, sandal hotel, maupun sandal kulit yang juga berada di bekas lokalisasi itu sudah mulai tumbuh. Pesanan dari hotel di beberapa daerah mulai berdatangan, meski hasilnya hanya cukup menutupi biaya operasional.
Advertisement