Harajuku Style di Jepang Menginspirasi Citayam Fashion Week
Citayam Fashion Week viral. Para remaja dari berbagai kota penyangga Ibu Kota DKI Jakarta, seperti Depok, Bojonggede, hingga Citayam nongkrong di kawasan Sudirman, tepatnya Stasiun MRT Dukuh Atas.
Citayam Fashion Week bahkan melahirkan tiga "artis" seperti Jeje, Bonge, dan Roy. Setelah itu, para remaja pun seperti berlomba-lomba datang ke kawasan Sudirman dengan dandanan nyentrik. Mereka adu fashion hingga zebra cross pun jadi catwalk untuk adu style.
Fenomena Citayam Fashion Week menarik perhatian media fashion Jepang, Tokyo Fashion. Mereka bahkan menyebut Citayan Fashion Week mirip Harajuku. Seperti diketahui, remaja di Jepang cenderung bergaya unik layaknya cosplay karakter game, komik maupun anime nongkrong di sekitar Stasiun JR Harajuku, Tokyo, Jepang.
Berikut ini informasi terkait serba-serbi Harajuku Style di Jepang yang menginspirasi Citayam Fashion Week.
Berawal dari Takenokozoku
Takenokozoku jika diterjemahkan adalah suku pucuk bumbu yang muncul pertama kali pada tahun 70 hingga 80-an. Dikutip dari Fun Japan, Takenokozoku adalah grup tarian yang memulai tren menari dengan kostum berwarna-warni di sekitar Harajuku dan taman Yoyogi.
Umumnya para penari tersebut dipimpin oleh satu laki-laki. Mereka akan menari bersamaan. Puncak popularitas komunitas ini adalah pada era 70-an yang awalnya pakai boombox (semacam radio).
Pada era 80-an, boombox diganti dengan truk yang diparkir di jalan-jalan lalu disiarkan dengan pengeras suara yang akhirnya berubah menjadi live band. Sayangnya, pemerintah Jepang telah melarang adanya praktik tarian di jalanan tersebut pada 1992.
Seiring dengan tren Takenokozoku, muncul toko mode dengan gaya grup penari ini bernama Boutique Takenoko yang muncul pada 1978. Banyak komunitas menari tersebut membeli berbagai atribut seperti wig, kostum, aksesoris dan lain sebagainya di toko tersebut.
Berbeda dengan Citayam Fashion Week yang cenderung menggunakan outfit dengan warna monokrom, Harajuku Style cenderung berwarna-warni. Outfit warna-warni tersebut karena adanya komunitas Takenokozoku.
Meskipun Takenokozoku sempat dilarang oleh pemerintah karena dianggap mengganggu, komunitas muncul dengan nama lain yakni Harajuku Fashion Walk pada 2015, dan menjadi pelopor fashion Jepang. Harajuku style terinspirasi dari karakter manga, anime maupun game.
Beragam Gaya Harajuku
Dilansir dari laman rukita, bahwa harajuku style memiliki berbagai macam cara berpakaian yang menjadi trend di Jepang, seperti:
1. Decora
Gaya decora menampilkan kesan imut. Dikaitkan budaya kawaii Jepang. Biasanya gaya busana Decora ini menggunakan karakter Hello Kitty. Selain itu, juga bisa menggunakan berbagai macam aksesoris berupa jepit rambut warna-warni, gelang, kalung, dan tas. Bahkan plester berwarna cerah jadi aksesoris di hidung.
2. Lolita
Gaya berbusana lolita diadopsi dari mode Era Victoria. Ciri khas rok selutut berbentuk cupcake dan stocking warna hitam, putih atau warna-warni memberikan kesan sensual. Tapi, ada juga yang pakai rok panjang dengan korset dan hiasan kepala.
3. Kogal atau Ko-Gyaru
Fashion Kogal terinspirasi seragam sekolah menengah Jepang yang dibuat modis. Rok pendek, dasi, dan make up. Kaus kaki yang dipakai setinggi lutut atau paha.
4. Cosplay
Cosplay merupakan gaya berpakaian yang menggunakan konsep berpakaian dengan karakter dari anime, game, band atau manga. Mereka juga tidak hanya menerapkan gaya berpakaian saja, tapi juga menerapkan sifat dari karakter tersebut.
5. Gothic
Gaya gothic di Jepang mirip Inggris, meskipun gaya tersebut lebih ekstrem seperti tipikal gaya busana Harajuku. Gaya ini sering bersinggungan dengan gaya lain seperti steampunk dan Lolita untuk menambahkan sentuhan gelap.
6. Yamanba atau Manba
Gaya berpakaian yamanba dan manba adalah gaya ketika seseorang membawa ganguro ke tingkat yang lebih ekstrem. Warna cokelat jauh lebih gelap, sering kali cokelat. Riasannya bahkan lebih radikal, hampir seperti badut; warna rambut biasanya neon, sering kali dengan rambut gimbal.
7. Visual Kei
Visual kei berupa kostum cerah, rambut dan riasan yang flamboyan, serta tampilan androgini. Gaya ini diadopsi oleh penggemar sebuah band musik ternama di Jepang. Namun, gayanya sedikit ditambah mirip cosplay.
Advertisement