Hanya Organisasi Sibuk Teori Agama, Bila Persyarikatan Tanpa AUM
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengapresiasi karakter warga Persyarikatan yang giat bekerja dan beramal. Sifat itu, menurutnya, tergambar dari banyaknya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Karenanya, Haedar Nashir berpesan agar karakter itu dipahami dan dijiwai oleh setiap penggeraknya.
“Sedikit bicara banyak kerja itu maksudnya, bicaranya seperlunya, argumentatif dan memang sesuai dengan urusannya gitu. Tidak kasratan kalam, tidak terlalu banyak ngobral cakap. Karena biasanya yang suka banyak cakap itu kerjanya kurang,” pesan Haedar dalam keterangan Selasa, 29 Juni 2021.
“Maka di bidang pendidikan, kesehatan, sosial bahkan dakwah tabligh sekalipun Muhammadiyah harus punya pusat keunggulan (Center of Excellence). Unggul dari aspek-aspek yang profesional, juga pada saat yang sama dari sisi kualitas pergerakannya. Orang-orangnya amanah, jujur, terpercaya.
"Wah itu mahal, termasuk keunggulan. Dan pada umumnya orang Muhammadiyah seperti itu. Terpercaya, gemar bekerja, sedikit bicara banyak bekerja, itulah ciri Muhammadiyah,” pesan Haedar.
Dirinya lantas berandai-andai jika warga Muhammadiyah terjebak dalam sifat banyak bicara, maka Muhammadiyah tidak akan mampu menghadirkan wajah mulia peradaban Islam yang nyata kepada dunia. Sebaliknya, Muhammadiyah akan terjebak dalam perdebatan teori agama dan ritual-ritual keagamaan saja.
Refleksi Penataan Organisasi
Haedar Nashir sebelumnya menegaskan hal itu, dalam forum Pendataan dan Pembinaan Masjid-Mushola Muhammadiyah se-Sulawesi Utara, Minggu 27 Juni lalu. Dari refleksi itu, Haedar berpesan secara khusus kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Utara untuk mampu menghadirkan amal usaha yang unggul dan memajukan masyarakat Sulawesi Utara.
“Ke depan harus ada satu PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) untuk mewakili Sulawesi Utara sebagai yang terbaik. Jadi Universitas Muhammadiyah, kalau tidak Sulawesi Utara atau Manado. Karena apa karena selain ini simbol, ini adalah ukuran bahwa kita ini maju. Mari kita bareng-bareng, Pimpinan Pusat akan back-up untuk kemajuan seperti ini,” tuturnya.
Peran Muhammadiyah di Luar Jawa
“Sorong saja ada Unimuda, di kotanya ada UM Sorong. Ada juga di Manokwari. Di Jayapura, bahkan sudah jadi universitas. Nanti juga ada rumah sakit di Sulawesi Utara. Bisa kok, kuncinya tadi bareng-bareng, sistemnya kita perkokoh, terus thabaqah an thabaqah. Jadi harus terus bertahap, gigih,” kata Haedar.
Tak hanya bermanfaat bagi Persyarikatan, hadirnya pusat keunggulan amal usaha menurut Haedar juga mampu mengangkat atau mengharumkan nama daerahnya. Universitas Muhammadiyah Malang yang telah menjadi universitas Islam nomor satu di dunia Islam adalah contohnya.
“Sulawesi utara punya nama. Hadirkan Muhammadiyah di situ. Pusat keunggulan. Justru nanti Muhammadiyah eksisnya karena itu. Insyaallah bisa kok,” dorong Haedar.
“Nanti kalau amal usahanya maju, Persyarikatannya maju. Sebaliknya jika Persyarikatannya maju, amal usahanya juga maju. Nah mudah-mudahan acara malam hari ini memacu kita semua, Sulawesi Utara untuk memiliki Center of Excellence di bidang amal usaha,” pesan Haedar.
Advertisement