Hanya dalam 1,5 Bulan 6 Orang Meninggal karena DB di Bojonegoro
Sebanyak enam orang meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah dengue (DBD) selama bulan Januari hingga pertengahan Februari 2022. Angka penderita penyakit akibat terjangkit virus dengue yang lewat nyamuk aedest aegepti ini cenderung naik.
Data di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro menyebutkan, jumlah penderita yang dirawat bulan Januari sebanyak 83 orang dan enam di antaranya meninggal dunia. Sedangkan hingga Rabu 16-Februari-2022, jumlah penderita sebanyak 50 orang atau separo lebih dibanding bulan sebelumnya.
”Ya, yang meninggal enam orang,” ujar Humas RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro drg Thomas Djaja pada Ngopibareng.id, Rabu 16-Februari-2022.
Thomas tidak menyebutkan secara detail nama dan alamat penderita DBD baik yang meninggal atau sedang dirawat di rumah sakit pelat merah tersebut. Hanya saja, sebagian besar dari enam meninggal dunia sebagian besar adalah anak-anak. Para penderita tersebut, datang ke rumah sakit dalam kondisi rata-rata masuk kategori grade 3-4 (fase kritis) atas rujukan dari beberapa rumah sakit, Puskesmas yang ada di Bojonegoro.
“Jadi, dirujuk ke rumah sakit kondisinya sudah lumayan parah,” tandasnya.
Thomas berharap, jika ada gejala panas dan tidak turun-turun bari keluarga, untuk segera ke dokter atau ke rumah sakit terdekat.
“Jangan kalau sudah parah ke rumah sakit,” tegasnya.
Atas meningkatnya kasus DBD di Bojonegoro, beberapa desa/kelurahan di Kota Bojonegoro menggalakkan tenaga juru pemantau jentik (jumantik) juga kader kesehatan di Poliklinik Desa. Para kader desa dan jumantik digalakkan untuk melakukan bersih-bersih di lingkungan yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk DBD.”Kita galakkan kebersihan tiap kampung,” ujar Kepala Kelurahan Klangon Kota Bojonegoro Kusminto Tribawono Rabu 16-Februari-2022.
Kusminto menyebutkan, beberapa lokasi di kampungnya terdapat tambak ikan dan juga rawa-rawa, di mana di musim hujan ini banyak terdapat genangan air. Terutama di daerah yang berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo, di mana jika hujan beberapa tempat menyisakan kubangan.
”Beberapa tempat sudah kita fogging terutama bagi warga ada terjangkit DBD,” imbuhnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bojonegoro dr Whenny Diah mengatakan, warga tetap peka dengan lingkungan. Terutama saat musim hujan sekarang ini.
”Ya, DBD lagi ada,” ujarnya singkat.