Hansen, Engkau Pergi Juga.....
Hansen, engkau pergi juga meninggalkan kami. Kami sudah banyak kehilangan saudara, teman dan handai taulan. Sedih kami sudah bertumpuk, tapi kini lebih bertumpuk-tumpuk lagi dengan kepergianmu, yang sama dengan kepergian teman dan kerabat yang lain, amat tidak terduga. Tapi itulah kehendak Ilahi. Engkau tak bisa menolakNya, demikian juga kami tak bisa membantahNya. Kami hanya bisa berdoa, mudah-mudahan engkau ditempatkan di surgaNya.
Hansen, Hasan Sentot, mantan wartawan SCTV, meninggal dunia Minggu malam pukul 22.00 di RSUD Genteng, Banyuwangi. Dia meninggal pada usia 56 tahun, meninggalkan dua putra yang beranjak dewasa.
Dua pekan lalu kira-kira, Hansen pulang ke kampung halamannya di Desa Parijatah Kulon Kecamatan Srono, Banyuwangi, karena ayahnya, Sanusi, sedang kritis. Melihat kondisi ayahnya dirasa membaik, dua hari kemudian Hansen kembali ke Surabaya. Tetapi begitu sampai di Surabaya, ayahnya meninggal dunia. Hansen kembali lagi ke Banyuwangi.
Saiful, adik kandung Hansen mengaku ragu apakah ayahnya meninggal karena covid atau bukan. Karena sarana di desa amat terbatas, tidak ada tracing maupun tracking dari pihak yang berwenang.
Tetapi setelah ayahnya sakit dan kemudian meninggal itu, tiba-tiba banyak anggota keluarga yang kemudian jatuh sakit, kata Saiful, adik Hansen. “Kakak perempuan saya, Mbak Isnaini, kemudian sakit, dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan positif. Mbak Isnaini akhirnya juga meninggal dunia,” cerita Saiful tanpa bisa menyembunyikan kesedihannya.
Hansen yang menyusul sakit, kemudian dibawa ke rumah sakit sekitar tiga hari lalu. Dia positif Covid, dan tidak tertolong. Malam ini, Tuhan memanggilnya.
Sejak berhenti dari SCTV tahun 2009, Hansen kemudian bergabung dengan PT Jatim Expo, anak perusahaan PT Panca Wira Usaha (PWU), perusahaan daerah milik Pemprov Jatim. Di anak perusahaan yang mengelola Jatim Expo yang terletak di Jalan Ahmad Yani itu, Hansen bekerja sebagai humas merangkap marketing.
Hansen yang luwes dan mudah bergaul, mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan. Dia selalu merendah, dan kalau berbicara selalu tersenyum. Maklum, alumni Universitas Jember itu cukup lama ditempa sebagai wartawan. Dia amat memperhatikan kesenian, saat masih kuliah dia aktif di kesenian, dan sering membacakan karya-karyanya berupa puisi. Dia juga sering berteater. Kini Hasan Sentot telah pergi, ka panggung yang abadi. (nis)
Advertisement