Hamzah Haz Silaturahmi ke PBNU, Ini Kisah Khas Politisi Gaek
DR KH Hamzah Haz, politisi gaek PPP, bersilaturahmi kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Kunjungi mantan Wakil Presiden ke PBNU di Jakarta, diterima sejumlah pimpinan jajaran PBNU, seperti KH Abdul Manan Ghani, Senin 7 Juni 2021.
Pada kesempatan itu, lebih banyak disampaikan guyonan dan kenangan dalam mengabdikan diri untuk Nahdlatul Ulama. Hamzah Haz menceritakan perjalanan karirnya dari kampung halamannya di Sintang Kalimatan Barat, melalui NU.
"Saya ketika umur 31 menjadi anggota DPR RI tahun 1971 hingga wakil presiden berkat NU," tutur Hamzah Haz. Ia pun mengaku sebagai alumni PMII Yogjakarta 1965.
Sambutan KH Said Aqil Siroj
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menuturkan, tokoh bangsa berusia 81 tahun itu harus ditiru dan diteladani karena tidak pernah melupakan NU. Menurut dia, Hamzah Haz juga banyak membantu memberikan kontribusi terhadap kemajuan NU di Kalimantan Barat yang saat ini berhasil memiliki sebuah kantor.
"Kita harus meniru dan meneladani orang tua kita, senior kita, Pak Hamzah Haz yang tidak pernah melupakan NU. Ketika jadi DPR, Ketua PPP, dan Wapres, beliau tetap mengakui jasanya NU untuk negara, bangsa, umat Islam, dan masyarakat pada umumnya,” tutur Said Aqil dalam keterangan video, dikutip Rabu 9 Juni 2021.
Soal alasan silaturahim yang dilakukan ke PBNU, Kiai Said menyatakan bahwa hanya sebatas silaturahim biasa. Hal itu dikarenakan Hamzah Haz merasa rindu dengan semua yang ada di Kantor PBNU.
Dirinya berharap dan turut mendoakan agar Hamzah Haz diberikan usia panjang. Selain itu, Hamzah Haz diharapkan selalu diberikan kesehatan lantaran masih dibutuhkan berbagai nasihatnya untuk kemaslahatan NU.
"Beliau baru saja ditinggal wafat istrinya karena serangan Covid-19. Mudah-mudahan Pak Hamzah Haz diberikan kekuatan, sabar, tabah, dan selalu istiqamah. Sebagai orang tua selalu kita harapkan wejangannya, mauizohnya, tausiyahnya, untuk kelanjutan NU."
Perjalanan Hidup Hamzah Haz
DR. H. Hamzah Haz, M.A., Ph.D. (lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940; umur 81 tahun) adalah Wakil Presiden Republik Indonesia kesembilan yang menjabat sejak tahun 2001 bersamaan dengan naiknya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden Republik Indonesia. Dalam kepartaian, Hamzah Haz menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1998–2007.
Kehidupan Masa Kanak dan Pendidikan
Pada 1961 setelah lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak, ia menjadi Wartawan surat kabar Bebas, Hamzah pernah kuliah di Yogyakarta sampai lulus pada 1965 dan melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak. Selama menuntut ilmu di Pontianak, ia juga merupakan Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak.
Karier Organisasi NU dan Politik
Pada tahun 1971 Hamzah pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, setelah itu dia menjadi wakil rakyat bagi NU pada tahun itu juga.
Pasca terjadinya fusi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif bergerak menjadi anggota DPR bagi PPP serta menjadi pengurus penting PPP sampai akhirnya menjabat mejadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu.
Pada 1998, Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Habibie, tetapi ia mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak menjabat menteri.
Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI untuk periode 1999-2004. Baru beberapa minggu jadi Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Wahid memintanya menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dia kembali menerima amanat tersebut, dan kembali pada 26 November 1999.
Hamzah kembali mengundurkan diri dengan alasan yang sama dan ingin fokus ke partai. Aksi pengunduran itu juga merupakan aksi pengunduran diri pertama dalam kabinet Persatuan Nasional, setelah Hamzah hanya menjabat selama dua bulan.
Puncak Karir Menjadi Wapres
Puncak karier politik Hamzah Haz adalah ketika ia berhasil menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat saat itu, Amien Rais.
Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.
Pada Pemilu 2004, Partai Persatuan Pembangunan meraih posisi keempat, berada di bawah Partai Kebangkitan Bangsa dengan 8,15% suara, sehingga Hamzah Haz dicalonkan sebagai calon presiden oleh partainya, PPP, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden, tetapi ia kalah dengan perolehan suara hanya 3 persen.
Pemikiran Hamzah Haz
Menjelang Pemilu 2014, Hamzah Haz mengungkapkan bahwa suatu hal yang nasionalis dan agamais patut untuk digabungkan agar berhasil memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.
Ungkapan tersebut sejalan dengan dukungan Hamzah kepada Joko Widodo agar mencalonkan diri menjadi presiden pada Pemilu 2014 dan juga imbauan untuk Jokowi agar memilih wakil presiden dari jajaran agamawan.