Hampir Kadaluwarsa, 30 Ribu Vaksin di Lamongan akan Dikembalikan
Sedikitnya 30 ribu vaksin Sinovac yang sedianya untuk vaksinasi tahap dua bagi lansia di Lamongan terancam kadaluwarsa. Jika pada sampai pada 28 Maret 2002 tidak terpakai, dipastikan akan terbuang sia-sia.
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan, dr Taufiq Hidayat mengatakan, vaksinasi Covid-19 dengan sasaran lansia di Lamongan ini banyak kendala dihadapi. Mayoritas lansia enggan untuk divaksin, sehingga capaian vaksin lansia rendah.
kemungkinan besar itu bakal terjadi, karena target vaksinasi di Lamongan hampir tercapai. Dari target minimal 60 persen, Lamongan baru bisa tercapai 59,67 persen dari total 800 ribu sasaran.
"Rencahnya vaksinasi untuk lanjut ini karena banyak faktor, salah satunya pihak keluarga belum mengizinkan untuk divaksin," kata dr Taufiq Hidayat kepada ngopibareng.id, Minggu, 27 Februari 2022.
Akibatnya, sisa vaksin untuk lansia tersebut sulit untuk dihabiskan. Pasalnya, banyak lansia yang menolak untuk divaksin. Sementara, masa kadaluwarsa vaksin tersebut tinggal satu bulan.
Namun, kata dr Taufiq, pihaknya tidak khawatir, karena vaksin itu akan dikembalikan ke pemerintah Provinsi Jatim. Pihaknya sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk pengembalian vaksin tersebut.
"Undang-undang sekarang kan tidak lagi memberlakukan vaksin hanya untuk satu wilayah. Tapi, bisa disalurkan ke daerah lain yang membutuhkan. Kalau tidak bisa dikembalikan juga tidak masalah," katanya.
Diketahui, kasus aktif Covid-19 di Lamongan kini terus menurun. Data terakhir, turun 17 atau tinggal 543 penderita. Sebelumnya, data 24 Februari 2022 sebanyak 560 kasus. Inipun tercatat turun 68 dibanding hari sebelumnya.
"Jadi dalam 2 hari ini banyak mengalami penurunan. Tapi, meskipun turun kita tetap harus waspada. Karena diprediksi awal Maret akan terjadi puncak-puncaknya," katanya.
Menurut Taufiq, jika awal Maret tidak ada kenaikan dan angka aktif terus menurun, maka tingkat penyebaran virus Covid-19 di Lamongan bisa dinyatakan melampaui puncak kasus.
"Terpenting, situasi bagaimana pun kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Kita tunggu saja sampai awal Maret, apakah ada kenaikan atau tidak," katanya.
Kata Taufiq, terkait banyaknya kasus aktif Covid-19 ditemukan di Lamongan itu hanya 50 persen penduduk yang berdomisili di Lamongan. Selebihnya, warga Lamongan yang yang berdomisili di luar Lamongan.
"Aturannya, KTP Lamongan meski tinggal di luar Lamongan kalau kena Covid-19, maka akan masuk data Lamongan," katanya.
Advertisement