Hampir 400 Ribu Orang Meninggal Akibat Corona
Secara global jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 mencapai 7 juta jiwa. Sedang jumlah kematian akibat virus yang mula-mula muncul di Wuhan, China ini secara global mendekati 400.000. Sekitar 3 juta orang telah sembuh dari infeksi.
Dua negara yaitu Brazil dan India memberi kontribusi besar terhadap angka tersebut, dimikian dilaporkan kantor berita Reuters.
Sekitar 30 persen dari jumlah itu, atau sekitar 2 juta orang yang terinfeksi berada di Amerika Serikat. Amerika Latin memiliki pasien terbesar kedua, dengan lebih dari 15 persen kasus atau sekitar 1 juta.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah melaporkan di negara yang sedang dilanda gelombang protes akibat pembunuhan George Floyd oleh polisi di Kota Minneapolis ini, hari Sabtu kemarin tercatat 1.891.690 kasus virus corona, meningkat 29.034 kasus dari hitungan sebelumnya. Sedang jumlah kematian di AS meningkat 1.128 menjadi 109.192.
Brasil telah menghentikan updating data publik tentang pandemi COVID-19, karena Presiden Brazil Jair Bolsonaro tidak menyetujui dilakukannya perubahan untuk pencatatan resmi. Setidaknya 36.000 orang telah meninggal karena virus korona di negara ini.
Menurut Reuters pula, di Indonesia dilaporkan hari Sabtu kemarin dalam satu hari tercatat penambahan 993 kasus baru, tertinggi yang terjadi di Indonesia dalam satu hari, sehingga total kasusnya lebih dari 30.000 pasien, dengan 1.801 kematian. Angka ini, menurut Reuters, terbesar di Asia Tenggara. Indonesia menempati urutan 33 dalam kasus covid, di urutan 22 untuk jumlah kematian.
Sementara itu Menteri Kesehatan Tiongkok membantah negaranya telah memblokade informasi mengenai coronavirus, untuk menanggapi investigasi kantor berita Associated Press yang menemukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merasa frustrasi dengan kurangnya transparansi oleh Beijing selama hari-hari awal wabah virus.
Pada konferensi pers pada hari ini, Ma Xiaowei, direktur Komisi Kesehatan Nasional China, membantah bahwa China berusaha menutup-nutupi informasi selama wabah virus, dengan mengatakan laporan AP itu sangat tidak sesuai dengan fakta .
"Butuh waktu untuk mengumpulkan bukti, memperdalam pemahaman, dan memahami karakteristik coronavirus ini ," kata Ma Xiaowei, seperti dukitp Aljazeera. (nis)