Golkar: Bentuk TIPF untuk Usut Kematian Ratusan KPPS
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie mendesak pemerintah menyelidiki dengan sungguh-sungguh penyebab kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019 ini.
Berdasar data KPU mencatat jumlah anggota KPPS yang meninggal dunia hingga Sabtu 4 Mei lalu bertambah menjadi 440 orang dan yang sakit berjumlah 3.788 orang. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah.
"Golkar melihat ini merupakan kejadian luar biasa. Tidak cukup hanya disebutkan karena faktor kelahan, kemudian diberi santunan tanpa melalui penyelidikan yang mendalam," kata Ical di Jakarta Selasa 6 Mei 2019.
Hampir setengah juta petugas KPPS meninggal dunia bagi Ketua Dewan Pembina Golkar merupakan angka yang cukup fantastis.
"Jangan karena sibuk memetakan siapa yang menang dan yang kalah dan banyaknya masalah yang muncul pasca Pemilu 2019, sehingga penyebab meninggalnya petugas KPPS tidak ditangani dengan benar," kata mantan Ketua umum Partai Golkar.
Menurut Ical perlu dibentuk Tim Investigasi Pencari Fakta (TIPF).
Sementara, Medical Emergency Rescue Commitee atau Mer-C menilai kematian para petugas Pemilu 2019 akibat kelelahan sebagai fenomena ganjil. Pasalnya, menurut MER-C, dalam medis kelelahan tidak dapat dijadikan sebab musabab seorang mengalami kematian.
"Kematian itu bukan karena kelelahan. Pasti ada faktor lain. Seperti mungkin serangan jantung, gagal pernafasan, jadi bukan karena kelelahan lalu menjadi sebab meninggalnya seseorang," kata dr. Yogi Prabow, SpOT, salah seorang presidium Mer-C dalam jumpa pers di Kantor Sekretariat MER-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat.
Karenanya, MER-C akan melakukan tindakan pencegahan dengan terjun langsung ke beberapa wilayah Indonesia dengan dampak korban terbanyak. Hal ini dilakukan, karena MER-C melihat masih terbukanya peluang jatuhnya korban jiwa lebih banyak lagi bila tindakan diberikan tidak maksimal.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera mengumumkan data lengkap terkait 440 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia pada Pemilu 2019.
"KPU harus segera umumkan 440 korban petugas KPPS yang meninggal mulai dari nama, alamat dan posisi tugas (PPS atau PPK)," kata Mardani.
Sehubungan dengan kejadian ini, Alumni Universitas Indonesia, menurut rencana Selasa 7 Mei 2018 pukul 14.00 WIB akan berunjuk rasa di depan Kantor Bawaslu Jalan MH Tamrin dan KPU di Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat.
Aksi damai ini untuk minta pertanggungjawaban Bawaslu dan KPU, terkait banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia dan dugaan terjadinya kecurangan Pemilu serentak 2019, utamanya pemilihan presiden. (asm)
Advertisement