Hamish Daud Lahap Makan Cacing Kayu Mentah
Hamish Daud tak hanya dikenal sebagai aktor. Dia juga aktivis lingkungan dan memiliki hobi blusukan ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Pada pertengahan tahun lalu, Hamish Daud bersama tim Indonesian Authentic Places dari MNC TV, berkesempatan menjelajahi Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Tak hanya mempelajari budaya dan berinteraksi dengan penduduk lokal, kala itu Hamish Daud nekat mencicipi salah satu kuliner ekstrem khas Mentawai. Kuliner tersebut dikenal dengan nama toek cacing kayu.
Suami penyanyi Raisa ini kembali mengunggah beberapa foto throwback saat asyik menyantap cacing kayu itu hidup-hidup. Toek banyak hidup di dalam batang kayu yang sudah mati. Batang kayu lapuk ini harus dibelah untuk mengambil tamilok yang bersembunyi di sela-sela lubang kayu yang mulai membusuk.
Hamish Daud mengungah foto yang memperlihatkan dirinya mengangkat seekor cacing berukuran besar dari sebuah potongan kayu. Tanpa basa-basi, dia kemudian langsung memasukkan cacing tersebut ke dalam mulutnya.
Unggahan ini sontak menarik perhatian netizen dan selebriti Indonesia. Sebagian di antara mereka merasa penasaran dengan cita rasanya. Tak sedikit pula yang kagum melihat keberanian Hamish Daud menyantap cacing dalam kondisi hidup.
"Bagaimana rasanya?," tulis akun @kekekania.
Pertanyaan itu langsung dijawab oleh Hamish Daud. Dia menjelaskan bahwa sensasi menyantap cacing kayu memang terbilang unik.
"Rasanya lumayan bila kamu bisa tahan dengan tekstur dan pergerakkannya di mulut," jawabnya.
Toek sendiri merupakan sejenis hewan yang menyerupai ulat atau cacing berwarna putih bening kekuning-kuningan. Hewan ini hidup di dalam potongan Kayu Tumung atau Bakbak yang direndam di sungai berair payau selama 3 hingga 6 bulan.
Cara memakannya ialah dengan membelah kayu. Lalu Toek diambil dan dicelupkan ke dalam perasan air jeruk yang dibumbui bawang merah dan cabai. Toek memang punya tampilan yang menjijikan. Tubuhnya lembek dan berlendir, tapi cacing yang hidup di kayu ini jadi favorit banyak orang.
Di Filipina, Toek disebut Tamilok. Banyak dijadikan santapan, terutama di kawasan Palawan dan Aklan. Untuk mendapatkan cacing ini, orang harus mencarinya ke hutan rawa.
Tamilok disebut teredo atau turu di Brasil. Di sana, tamilok tinggal di batang mangrove yang sudah mati. Biasanya, tamilok hanya disajikan untuk acara penting dan perayaan. Namun kini tamilok banyak dipanen untuk wisatawan.