Hamas Sebut Perundingan Damai Israel Tak Sebut Gencatan Senjata
Proses perundingan antara Hamas dan Israel tetap berlangsung dengan Qatar sebagai mediatornya. Dalam pernyataan pers terbaru, Hamas menyebut jika Israel tetap keras kepala, tak merespons permintaan Hamas.
Dikutip dari Al Jazeera, Hamas meminta gencatan senjata permanen di Gaza, sehingga warga Palestina bisa pulang ke reruntuhan rumah mereka terutama di wilayah utara Gaza.
Perundingan juga menyebut jika Hamas meminta agar pasukan Israel ditarik mundur seluruhnya dari Gaza, serta pertukaran antara tawanan Hamas dan tahanan Israel, serta distribusi bantuan makanan bagi warga Gaza.
Dilansir dari Anadolu, dalam perundingan sebelumnya telah ditawarkan dalam tiga tahap aksi. Hamas meminta dibebaskannya 900 warga Palestina, termasuk mereka yang ditahan dalam waktu yang sangat panjang sebagai tahap pertama.
Tahap pertama juga menyangkut pulangnya warga Palestina ke bagian utara Gaza yang telah ditetapkan sebagai tempat berlindung berdasarkan pengawasan internasional.
Selanjutnya di tahap kedua, tawanan Hamas akan dibebaskan dengan ditukar dengan tahanan Israel yang juga warga Palestina. Serta tahap ketiga, Hamas akan mengembalikan jasad warga Israel yang meninggal saat dalam tawanan Hamas.
Perwakilan dari Hamas, Mahmoud Mardawi mentebut proposal negosiasi itu gagal dalam menyebutkan adanya gencatan senjata secara jelas, serta tidak menyebut tentang mundurnya pasukan Israel dari Gaza.
Diketahui, Israel percaya terdapat 134 orang menjadi tawanan Hamas, sedangkan sebanyak 9.100 warga Palestina ditahan Israel. Serangan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 menewaskan sedikitnya 33 ribu prang Palestina dan 76 ribu lainnya mengalami luka.
Sebanyak 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi dan 60 persen infrastruktrue di Gaza hancur, menurut PBB. Sedangkan sebanyak 1.200infrastrukturtewas dan ratusan lainnya ditawan Hamas.