Haji Yang Tertunda Bersama Nabi (4)
Oleh Anwar Hudijono
Gagal melaksanakan haji adalah ujian terbesar. Kita merasa amat sangat berat sekali. Langkah kita dari Hudaibiya kembali ke Medinah tersendat-sendat seolah menyeret gunung. Nafas tersengal-sengal menanggung beban psikis yang sangat berat. Selaksa perasaan tak menentu beraduk-aduk dan mencengkeram.
Belum begitu jauh meninggalkan Hudaibiya, Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah.
“Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosa yang lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan menunjukimu ke jalan yang lurus. Dan agar Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).” (Quran: Al Fath 1-3).
Kita menjadi sangat bahagia. Hati berbunga-bunga. Sekarang kita yakin bahwa Perjanjian Hudaibiya adalah langkah benar Rasulullah. Strategi yang tidak tertandingi. Ini adalah tahap yang sangat penting dalam sejarah Islam.
Di antara kemenangan itu adalah Islam sudah diperhitungkan sebagai agama. Nabi berdiri sama tinggi dengan pemimpin Quraisy, tidak lagi dipandang sebagai pemberontak Quraisy. Islam leluasa berdakwah tanpa perlu khawatir diganggu Quraisy.
Kini sudah tidak ada lagi ancaman dari kawasan selatan Medinah. Selama ini Quraisy adalah ancaman terbesar di kawasan itu. Kini kaum muslimin bisa konsentrasi menghadapi musuh di sisi utara yaitu kaum Yahudi.
Permusuhan paling keras
Ya, Yahudi. Inilah musuh Islam terbesar sampai mereka kelak pasti dibinasakan oleh Allah di akhir jaman. Pasti.
“Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (Quran: Al Maidah 82).
Mereka dikalahkan Islam di Perang Ahzab (Sekutu) atau Perang Khandak tahun 4 Hijrah. Ditambah diusirnya dari Medinah beberapa kelompok Yahudi yaitu Banu Quraidza, Banu Nadzidr dan Banu Qainuga. Mereka diusir karena berkhianat hendak menusuk Islam dari dalam Medinah (peristiwa ini diabadikan di Quran surah Al Hasr). Yahudi kini menghimpun totalitas kekuatan di benteng Khaibar. Benteng termodern dan kuat.
Hanya sekitar dua pekan sepulang dari Hudaibiya, Nabi mengomando menyerbu Khaibar. Hanya mereka yang ikut ke Hudaibiya saja yang maju ke perang ditambah pasukan kavaleri. Tidak akan mendapat ghanimah atau pembagian pampasan perang. Ini benar-benar ujian, suka rela, sekaligus untuk menyalurkan semangat jihad yang masih berkobar di Hudaibiya.
Nabi memprioritaskan Yahudi karena mereka ini lebih kuat dari Quraisy karena mereka memiliki landasan agama. Mereka lebih cerdas. Mereka sangat mungkin akan membentuk konspirasi atau persekutuan jahat dengan penguasa Kristen Romawi, Kisra dari Persia dan kelompok-kelompok anti Islam yang lain.
Sebelumnya Yahudi bersekutu dengan Quraisy di perang Ahzab. Yahudi memang memiliki tabiat konspirasi dalam memusuhi Islam. (Monggo pelajari/ngaji Quran surah Al Maidah 51-83).
Memang tidak semua kaum Yahudi jahat, fasik, dhalim, kafir. Tetapi jumlah yang orang yang baik sangat sedikit sekali. “Dan mereka berkata bahwa hati kami telah tertutup. Tidak! Allah telah melaknat mereka itu karena keingkaran mereka. Tetapi sedikit sekali mereka yang beriman.” (Quran: Al Baqarah 88).
Sindiran Nabi Ya’kub
Sebenarnya bukan hanya Nabi Muhammad dan Islam yang dimusuhi. Semua Nabi dimusuhi, bahkan ada yang dibunuh. Mereka membohongi ayahnya yaitu Nabi Ya’kub. Mereka menganggap Nabi Ya’kub lemah akal. Menyumpahi ayahnya yang meski sudah tahu seorang Nabi.
“Mereka berkata, “Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf, sehingga engkau (mengidap penyakit) berat atau engkau termasuk orang-orang yang akan binasa.”
Bayangkan betapa keji dan durhakanya mereka bicara begitu ke ayahnya.
Mereka berusaha membunuh Yusuf. Itu pun masih ditambah menuduh Yusuf itu pencuri. Mereka diselamatkan Nabi Musa dari penindasan Firaun, tapi sebentar saja Musa dikhianati dengan menyembah patung anak sapi. Mereka inilah yang dikutuk Nabi Daud dan Nabi Isa sehingga mengalami pengusiran dan penghancuran dua kali dari negeri mereka.
Mereka menyembah iblis (setan). Mereka itu raja sihir tingkat global. Tapi biasa mereka ini pandai bersilat lidah. Memutar balik kata. Mereka yang tukang sihir tapi mesti menuduh Nabi tukang sihir. Mereka sudah biasa membunuh lantas bersumpah tidak melakukan.
Ya’kub menyindir mereka sebagai serigala. (Quran” Yusuf 13). Artinya bertabiat seperti serigala. Kejam dan menindas. Teror dan horor. Mereka adalah penguasa kegelapan. Mereka beroperasi secara rahasia. Tabiat serigala tidak akan bisa berubah sekalipun bisa saja mengalami evolusi. Sampai ada pepatah, biarpun serigala ganti mantel 100 kali sehari tapi tabiatnya tak berubah.
Allah menegaskan tabiat mereka yang tidak berubah itu dengan stigmasisasi anjing.
“…tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah}, maka perumpamannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya, dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). (Quran: Al Araf 176).
Mereka mencoba membunuh saudara seayah yaitu Nabi Yusuf. (Awal sejarah kesesatan Yahudi bisa disimak di Quran Surah Yusuf. Surah sebanyak 111 ayat khusus menjelaskan soal itu).
Mereka berkonspirasi dengan penjajah Romawi hendak membunuh Isa bin Maryam. “Katakanlah (Muhammad), “Mengapa kamu dulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?” (Quran: Al Baqarah 91).
Allah menegaskan, “Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah karena dengki. Bahwa Alllah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Dan kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan.” (Quran: Al Baqarah 90).
(Gambaran umum tentang sejarah, tabiat, dosa, perbuatan Yahudi sudah dijelaskan lengkap di Quran surah Al Baqarah 40 – 104. Monggo dikaji secara seksama. Insya Allah barokah).
Meracun Nabi
Alhamdulillah kaum mulimin menang dalam peperangan itu. Khaibar hancur. Kaum Yahudi diusir kecuali sejumlah orang yang mendapat ampunan dari Nabi.
Tapi dasar Yahudi, sudah diampuni pun masih berkhianat. Zainab binti Harist meracun Nabi dengan racun yang sangat keras lewat makanan yang disuguhkan. Nabi sempat memasukkan ke mulut kemudian memuntahkannya. Tapi dampaknya luar biasa. Sampai menjelang wafat, sakit akibat racun itu masih dirasakan Nabi.
Khaibar sudah dihancurkan. Mereka diusir secara besar-besaran seperti ketika mereka diusir Raja Nebukadnezar, dan Gubernur Titus dari Baitulmakdis. Yahudi yang di Kerajaan Samaria dibantai dan diusir sampai habis oleh Raja Assyur. Mereka juga ada yang dihukum dengan cara diisolasi oleh Zulkarnaen.
Sekalipun mereka sudah dikalahkan sampai remuk redam tapi mereka tidak akan pernah berhenti memerangi Islam. Tak akan surut tipu dayanya untuk menutup cahaya Islam.
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya”. (Quran: As-Shaf 8).
Rabbi a’lam
“Rabbihkum bil haq, wa rabbunar-rohmanul musta’anu ala ma tashifun”.( Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.”). Doa Nabi Muhammad yang diabadikan sebagai penutup Quran Surah Al Anbiya.
Referensi: Muhammad Husain Heikal, Sejarah Hidup Muhammad, Tintamas Indonesia 1978. Dr Ali Shariati, Haji, Penerbit Pustaka Bandung 1995. ID Times dan sumber-sumber lain.
*Anwar Hudijono, penulis, tinggal di Sidoarjo.