Haji Satib Palsu Tipu Kepala SMK di Jember Hingga Rp75 Juta
Kodrat Riyanto, Kepala SMK Swasta Raudlatul Akbar Jl Basuki Rahmat, Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Jember, sejak awal musim hujan ingin memperbaiki masjid milik Yayasan. Namun, karena tidak ada anggaran, masjid tersebut masih dibiarkan bocor saat hujan turun.
Tepat pada tanggal 31 Oktober 2022 lalu, tiba-tiba akun Facebook bernama Abah Satib meminta pertemanan kepada Kodrat Riyanto. Akun Facebook itu menggunakan foto profil Haji Satib, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Gerindra.
Sebelum memutuskan mengonfirmasi pertemanan, Kodrat melihat profil dan pengikut akun Facebook itu. Karena beberapa di antaranya adalah orang dikenal Kodrat, akhirnya permintaan pertemanan itu dikonfirmasi.
“Saya terkejut ada Facebook atas nama Abah Satib meminta pertemanan kepada saya. Akhirnya pertemanan itu saya konfirmasi dan berlanjut komunikasi melalui messenger,” kata Kodrat, Jumat, 4 November 2022.
Dalam pesan yang dikirim melalui messenger itu, pelaku yang mengaku Haji Satib menawarkan bantuan pembangunan masjid dan musala. Karena Kodrat memang berniat memperbaiki masjid yang bocor akhirnya percaya dengan tawaran tersebut.
Ditambah, Kodrat pernah mendapat bantuan pembangunan plengsengan di belakang SMK yang dipimpin oleh Kodrat.
Tidak lama kemudian, pelaku mengirim bukti transfer sebesar Rp15 juta untuk meyakinkan korban, pelaku juga sempat menelepon korban.
“Pelaku menelepon menggunakan nomor 081217341700. Dia mengatakan bahwa juga punya Yayasan bernama Al-Amin di Pasuruan yang dikelola oleh orang bernama Agung Wicaksono,” kata Kodrat.
Sesuai pesan yang disampaikan Haji Satib palsu, dana Rp15 juta yang dikatakan sudah ditransfer ke rekening Yayasan Raudlatul Akbar dibagi. Rp10 juta untuk Yayasan Raudlatul Akbar dan Rp5 juta lainnya diberikan kepada Yayasan Al-Amin.
Kodrat diminta menghubungi nomor telepon Agung Wicaksono, dengan alasan pelaku tidak bisa menghubungi yang bersangkutan. Kodrat kemudian menghubungi nomor telepon yang dikirim oleh pelaku.
Saat ditelepon, orang yang mengaku bernama Agung Wicaksono itu juga mengaku mengenal baik sosok Haji Satib. Saat korban masih berkomunikasi dengan orang itu, Haji Satib palsu terus mendesak korban agar segera mengirim bukti transfer kepada Agung Wicaksono, dengan alasan akan dipakai untuk laporan.
Korban yang secara tiba-tiba kehilangan daya kritisnya, mentransfer sejumlah uang sesuai permintaan Haji Satib palsu itu. Kejadian berulang sebanyak 10 kali, hingga total uang yang dikirim korban mencapai Rp75 juta.
“Uang di rekening pribadi saya dikirim ke pelaku hingga Rp34 juta. Setelah (uangnya di rekening pribadi) habis, saya pakai uang di rekening istri sebesar Rp 41 juta,” jelas Kodrat.
Terakhir, korban tidak melakukan transfer dengan nominal yang diminta Haji Satib palsu. Kodrat hanya mengirim uang Rp 1 juta.
Setelah uang di rekening Kodrat dan istrinya habis, tiba-tiba Kodrat merasa gemetar. Pada pagi harinya, Kodrat langsung mendatangi Kantor Bank BNI Jember.
Kodrat langsung mendatangi petugas untuk mencetak mutasi rekening milik Yayasan Raudlatul Akbar. Kodrat kaget, ternyata saldo di rekening Yayasan masih kosong.
Setelah bukti transfer yang dikirim pelaku ditunjukkan kepada petugas bank, diketahui bahwa nomor rekening yang tertera salah. Sejak saat itu, Kodrat lemas dan akhirnya melapor ke Polres Jember.
Sementara Haji Satib saat dikonfirmasi mengatakan, awalnya dirinya mendapat pemberitahuan dari warga Kecamatan Wuluhan bernama Soponyono. Soponyono tiba-tiba mengabarkan bahwa telah mentransfer sejumlah uang kepada seseorang atas perintah Haji Satib.
“Pukul 07.00 WIB saya dapat Whatsapp dari warga Wuluhan. Saya kaget karena mengatakan telah mengirim uang kepada seseorang atas permintaan saya,” kata Satib.
Soponyono juga mengaku mentransfer uang setelah mendapatkan pesan melalui inbox oleh akun Facebook bernama Abah Satib. Soponyono telah mengirim uang sebesar Rp64 juta.
Dari situ kemudian terungkap, bahwa korbannya bukan hanya Kodrat Riyanto. Atas kejadian tersebut, Satib mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
“Pelaku itu menelepon mengaku saya, pakai Facebook juga atas nama saya. Karena itu, saya meminta masyarakat waspada. Jika ada informasi yang mencurigakan, bisa melakukan konfirmasi langsung,” jelas Satib.
Atas kejadian itu, Satib tidak menyalahkan korban. Karena memang, penipuan itu terjadi saat Haji Satib sedang melakukan ibadah umrah ke tanah suci, sehingga aplikasi Whatsapp sedikit ada kendala pada jaringan roaming.
Selain itu, kedua korban langsung percaya karena memang pernah menerima bantuan proyek pembangunan, baik yang di Jl Basuki Rahmat, Kaliwates, maupun yang di Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, Jember.
Satib berharap kasus tersebut segera ditindaklanjuti oleh Polres Jember. Sebab, kasus penipuan dengan mengatasnamakan orang lain sangat berbahaya.
“Saya percaya kepada Polres Jember bisa mengungkap kasus tersebut,” pungkas Satib.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jember AKP Dika Hadiyan Widya Wiratama mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan korban. Saat ini masih dalam proses penyelidikan.
Advertisement