Haji Lulung Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Dokter Ungkap Fakta
Kabar duka menyelimuti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hari ini, Selasa 14 Desember 2021. Ketua DPW PPP DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Haji Lulung meninggal dunia. Ia mengembuskan napas terakhir di usia 62 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, pada pukul 10.50 WIB.
Jenazah Haji Lulung akan dibawa ke rumah duka di kawasan Rawabelong. Usai salat Ashar, jenazah dimakamkan di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Haji Lulung sempat dirawat di ruang Intensive Cardiovascular Care Unit (ICVCU) akibat serangan jantung sejak 24 November lalu. Hingga hari kematiannya, Haji Lulung telah menjalani perawatan selama 20 hari.
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RS Harapan Kita, dr Dicky Fakhri memberikan penjelasan terkait penyebab meninggalnya Haji Lulung di RS Jantung Harapan Kita.
"Jadi telah berpulang H. Lulung di RS Jantung Harapan Kita jam 10.50 WIB. Mengenai Pak Haji Lulung ini, datang ke RS kurang lebih tanggal 24 November 2021," ujar Dicky Fakhri.
Haji Lulung datang ke RS Jantung Harapan Kita setelah mendapatkan rujukan dari rumah sakit sebelumnya yang berlokasi di Jakarta juga."Datang dengan keluhan kelainan jantung. Kemudian dirawat di RS ini," kata Dicky Fakhri.
Pihak rumah sakit memantau secara ketat mengenai keadaan Haji Lulung secara keseluruhan dan didapatkan pompa jantung yang sangat kurang baik. "Kita atasi dengan segala macam obat-obatan yang kita punya yang ada di RS ini dan yang tidak ada kita carikan, salah satunya dengan alat," ucap Dicky Fakhri.
Namun dalam perkembangannya, kondisi Haji Lulung kerap dalam keadaan naik dan turun. "Naik itu maksudnya mencapai normal tidak, tapi ada keadaan sedikit membaik, tapi ada juga keadaan menurun," jelas Dicky Fakhri.
Terkait kondisi yang amat mengganggu, pihak medis untuk melakukan penanganan terhadap Haji Lulung adalah irama jantung tidak stabil disebabkan pompa jantung yang sudah dalam kondisi tidak baik.
"Yang sangat menganggu adalah irama jantungnya, kita coba atasi dengan obat-obatan tapi sangat sulit untuk mengendalikan," ungkap Dicky Fakhri.
Pihak medis berupaya melakukan tindakan untuk mencari penyebab irama jantung tidak stabil namun dalam pelaksanaannya kondisi pompa jantung Haji Lulung semakin memburuk.
"Sembuh bisa 4 hari, tapi nanti timbul lagi. Sehingga tim memutuskan sesuatu dengan inform concern yang baik terhadap keluarga untuk mencari sumber gangguan iramanya itu yang kita lakukan. Tapi dalam perjalanannya, sumber kelainannya ketemu, tapi pompa jantungnya semakin lama semakin tidak baik, sehingga keadaannya pada Pukul 10.50 WIB beliau dipanggil Yang Maha Kuasa," pungkas Dicky Fakhri.