Haji dan Umrah, Ada Keterkaitan Antara Kesabaran dan Ikhlas
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Nur Kholis mengatakan, firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 158 menjelaskan tentang haji dan umrah.
Ayat-ayat sebelumnya (ayat 153—157) menerangkan segala keutamaan sabar dan menahan hawa nafsu. Karenanya, dalam hal ini Al-Quran ingin menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat antara kesabaran dengan haji dan umrah.
“Keliru kiranya bila disimpulkan Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 158 tidak memiliki hubungan dan keterkaitan dengan ayat sebelumnya yang banyak membicarakan ihwal kesabaran dan menahan hawa nafsu,” ujarnya, dalam Pengajian Tarjih edisi ke-142, Rabu lalu.
Lanjut Nur menjelaskan, berita tentang ibadah haji diletakkan berderetan dengan ayat-ayat Allah yang membawa berita tentang kesabaran. Hubungan antara kesabaran dengan haji dan umrah adalah realitas sosial kehidupan yang akan terus relevan hingga akhir zaman.
“Mereka yang telah berketetapan hati melaksanakan haji, berarti telah menjatuhkan pilihan untuk mengikuti sebuah prosesi yang hampir seluruh aktivitasnya memerlukan kesabaran. Dari ketika memulai menabung ongkos, mendaftarkan diri, mengurus persyaratan administrasi, saat berada di embarkasi, sampai pada pemberangkatan ke Tanah Suci,” tambahnya.
Wukuf di Arafah Menuntut Kesabaran
Dosen Ilmu Tafsir dan Hadis Universitas Ahmad Dahlan ini menjelaskan, acara-acara ritual seperti tawaf, sa’i, wukuf di Arafah, melempar jumrah di Mina, tak satu pun terlepas dari landasan kesabaran.
Sebaliknya, sangat mustahil seseorang bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut tanpa bersikap sabar.
“Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 158 tentang haji dan umrah, hubungan dengan ayat sebelumnya tentang kesabaran. Orang yang mau berangkat haji atau umrah, butuh sabar karena, misalnya, sabar dalam mengumpulkan biaya, sabar meninggalkan sanak keluarga, sabar mengikuti prosesi haji dan umrah,” jelas Nur Kholis.