Haji Batal, Garuda Kehilangan 10 Persen Pendapatan
Maskapai Garuda Indonesia kehilangan 10 persen pendapatan karena kegiatan haji dibatalkan pada tahun ini. Padahal pelaksanaan ibadah haji berkontribusi sekitar 10 persen dari total pendapatn.
"Jadi kalau haji dibatalkan tentu buat Garuda kehilangan pendapatan yang cukup signifikan,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, di Jakarta, Jumat.
Saat musim haji, Lebaran ataupun Tahun Baru, Irfan mengatakan biasanya perseroan meraup untung, namun tidak untuk tahun ini.
“Ini pukulan cukup besar buat Garuda karena dari tahun ke tahun, kami ini selalu menikmati di masa-masa seperti akhir tahun, Lebaran, dan haji. Ini masa di mana Garuda biasanya sibuk sekali dan Garuda biasanya ada pelonjakan pendapatan yang cukup signifikan di masa-masa tersebut,” katanya.
Irfan mengaku dari segi keuntungan penerbangan haji tidak begitu besar, namun dari sisi pendapatan sangat besar.
“Untungnya tidak akan besar. Tapi dari segi pendapatan dari segi cash sangat besar,” katanya.
Ia berharap kegiatan haji masih bisa dilaksanakan, sehingga penerbangan pun beroperasi, namun pemerintah melalui Kementerian Agama telah memutuskan untuk dibatalkan karena pandemi COVID-19.
“Kami masih berharap haji masih terbang, tapi ternyata enggak. Untung kami belum ada deal-deal yang mengeluarkan dana cukup besar untuk haji tahun ini. Semua kami pending habis corona,” katanya.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 494 tahun 2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1441H/2020M, bahwa keberangkatan Jemaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji 1441H/2020M dibatalkan.
Kebijakan ini diambil karena Pemerintah harus mengutamakan keselamatan jemaah di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai.
Selain soal keselamatan, kebijakan diambil karena hingga saat ini Saudi belum membuka akses layanan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441H/2020M. (ant)
Advertisement