Haedar: Setiap Kepemimpinan Selalu Diuji Krisis Multidimensi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai masalah krusial bangsa Indonesia di tengah pandemi yang harus segera diatasi. Yakni, konsistensi kebijakan pemerintah, mentalitas masyarakat terhadap disiplin prokes, dan menguatnya polarisasi politik dan ideologi.
“Masalah-masalah ini jika tidak di-manage secara baik itu nanti akan menambah berat bangsa kita. Satu sisi harus menghadapi Covid-19 dengan segala dampaknya, dan sisi lain menyangkut masalah-masalah yang tadi saya sebutkan itu. Ini menjadi ujian bagi kita mengahadapi beban berat pandemi,” kata Haedar dalam acara One On One yang diselenggarakan MNC News Room, Sabtu malam.
Haedar menegaskan, pandemi menguji bangsa kita seberapa kuat akan bertahan dan seberapa jauh akan melangkah. Kepemimpinan yang kurang optimal dan kebijakan yang inkonsisten hanya akan menambah daftar beban dampak dari wabah Covid-19.
Karenanya, Haedar mengajak semua pihak harus benar-benar belajar dari Covid-19 agar bersatu dan berjuang bersama-sama.
Lanskap Kepemimpinan
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini kemudian menerangkan, pasca-reformasi, lanskap kepemimpinan mengalami perubahan terutama setelah diberlakukannya UU No. 31 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.
Singkatnya, otonomi daerah adalah kebijakan untuk mengatur daerahnya sendiri. Akibat dari adanya desentralisasi atau otonomi daerah ini, kata Haedar, sulitnya mengatur hubungan kerjasama antara pemerintahan pusat dan daerah.
“Dengan otonomi daerah hampir-hampir kita mendekati federasi. Sehingga, antar-lini kepemimpinan daerah dan pusat itu tidak mudah memanage.
"Lebih-lebih kalau ada nuansa setiap kepala daerah hasrat-hasrat politik yang individual maupun kolektif yang mungkin dalam situasi normal wajar tapi dalam situasi sekarang sungguh ironi,” kata Haedar.
Alami Krisis harus Diatasi
Setiap kepemimpinan akan diuji dengan berbagai krisis. Ujian tersebut akan menentukan sukses atau tidaknya seorang pemimpin. Bila dapat menemukan solusi-solusi cerdas mengatasi berbagai ujian, maka kepemimpinannya akan dikenang zaman.
Karenanya, kata Haedar, setiap orang jangan merasa paling hebat tanpa berusaha untuk introspeksi apakah kepemimpinannya berada di jalur maslahat atau mudharat.
Advertisement