Haedar: Peran PCIM Wujudkan Pendidikan Berskala Internasional
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, peran Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) adalah untuk mewujudkan langkah-langkah program Muhammadiyah khususnya bidang Pendidikan di skala internasional.
“PCIM yang saat ini telah berada di 24 negara diharapkan dapat menjadi duta fasilitator dan menjadi penghubung Muhammadiyah di Indonesia dengan negara lain guna menjalin kerjasama dengan pemerintahan setempat dan juga Lembaga-lembaga lainnya dalam rangka mendorong kiprah internasionalisasi Persyarikatan,” tutur Haedar Nashir pada Sabtu dalam Sesi Pembukaan Musyawarah Tahunan PCIM (MUSIM) Muhammadiyah Jepang.
Berkaitan dengan kerjasama internasional, Muhammadiyah melalui bidang pendidikan dan kesehatan yang dilakukan PTM bersama MPKU dan RS Muhammadiyah telah banyak menjalin kerjasama baik dengan antar pemerintahan maupun NGO.
“Program ini sudah berjalan lama tinggal dibuat jaringan yang lebih menguatkan kerjasama ini saja,” tutur Haedar Nashir, dikutip Minggu 17 Januari 2021.
Haedar berharap PCIM dapat pro aktif dengan Majelis Dikti dan MPKU sehingga program-program yang akan dijalankan bisa terkoneksi dan menjadi lebih real.
“PCIM jangan menunggu. Banyak program kultural yang bisa dikerjasamakan dengan negara-negara dimana PCIM berada,” tegas Haedar.
Selain itu, Haedar juga berpesan agar kader PCIM dengan ilmu yang luar biasa harus memberi nilai tambah bagi kemajuan persyarikatan, termasuk di dunia pemikiran.
“Nasib Muhammadiyah ke depan berada di tangan generasi muda, teruslah berkiprah dan mengembangan pemikiran Muhammadiyah di kancah internasional, dan ingat, harus tetap membumi di Indonesia,” tutur Haedar.
Senada dengan itu, diakhir Haedar berpesan agar PCIM dapat menjadi penyuara pemikiran Islam yang berkemajuan.
“Bangun ukhuwah, tetapi jangan terbawa arus dan menjadi orang yang di tempat lain, seorang kader harus mempunyai karakter membawa pemikiran Muhammadiyah yang berkemajuan dan sesuai prinsip pandangan keagamaan majelis tarjih,” kata Haedar Nashir.