Haedar: Para Calon Kepala Daerah Jadilah Teladan
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di era pandemi Covid-19 yang masih meninggi sungguh berisiko tinggi. Itulah keputusan politik yang dilematis.
"Pemerintah dan Penyelenggara Pilkada tentu memiliki dasar perundang-undangan dan pertimbangan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis, politik, dan moral kenegaraan," tutur Haedar, dalam keterangan Rabu 9 September 2020.
Tetapi, menurut Haedar, ancaman wabah corona pun tetap harus menjadi perhatian dan pertimbangan penting dan utama. Wabah ini tidak dapat diajak bernegosiasi dan kompromi seperti dunia politik.
"Era kenormalan baru malah dapat menjadi ruang terbuka bagi sang virus untuk melakukan proses penularan yang berbahaya. Ibarat buah simalakama, maju kena mundur kena. Inilah situasi politik pilkada dan pandemi yang saling berkorelasi. Kita berada di dua dunia yang darurat ini, yang wajib seksama tingkat tinggi dalam menyikapinya," kata Haedar Nashir, seperti dilansir sirut resmi muhammadiyah.or.id.
Menurut Haedar, Kita belum atau tidak dapat membayangkan bila mutasi Covid-19 betul-betul terjadi, semoga tidak. Ya Allah angkatlah pandemi ini dengan kuasa-Mu, Engkau Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim.
"Kami tidak kuasa menyaksikan para hamba-Mu terus berguguran. Termasuk para dokter dan tenaga kesehatan yang menjadi benteng terakhir. Kami terus berikhtiar bersama tanpa kenal menyerah, tetapi kami pun bermunajat agar Engkau curahkan kasih-sayang-Mu untuk seluruh hamba-Mu yang lemah ini. Ampuni kami serta ringankan dan bebaskan beban kami Ya Rabbi Tuhan semesta Alam Yang Maha Kasih dan Maha Penyayang," tuturnya.
Menurutnya, kita sebagai warga bangsa biasa sungguh berharap kepada semua pihak di negeri ini, khususnya kepada para elite negeri. Mari berpikir dan bertindak seksama untuk teguh mencegah penularan Corona sekaligus berusaha bersama-sama menghadapinya secara bertanggungjawab.
"Ingat, pandemi Covid-19 belum berakhir. Sementara korban masih berguguran, yang terkonfirmasi maupun meninggal dunia. Semuanya menyangkut nyawa atau jiwa manusia yang tidak ternilai harganya," kata Haedar Nashir.