Haedar Nashir: Spirit Islam Merekat Kebersamaan
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan agar agar umat Muslim dapat memberi uswah hasanah dalam mengakhiri tahun dan mengawali tahun baru dengan penuh makna dan arti.
“Waktu, ruang, usia dan kesempatan merupakan anugerah Allah SWT yang harus kita syukuri. Allah menjanjikan jika kita bersyukur makan Allah akan menambah nikmatnya, sebaliknya jika kita kufur nikmat maka azab Allah sangat lah berat,” tutur Haedar Nashir dalam acara Doa untuk Bangsa, menyambut tahun baru 1 Januari 2021.
Haedar mengajak kepada umat Muslim untuk bermuhasabah. Allah berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 18 "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
“Sebagai umat Muslim kita harus bermuhasabah atas apa yang telah kita lakukan di masa lalu dan mempersiapkan yang akan kita lakukan di masa depan,” tutur Haedar Nashir.
Selain itu, yang terpenting dalam memasuki tahun baru ini, bagi Haedar, ialah merekat kebersamaan. Indonesia yang mayoritas Muslim tentu menjadi kekuatan, karena satu di antaranya adalah modal kebersamaan.
“Saatnya seluruh warga bangsa menjadi kekuatan dalam memperkokoh serta menjalin kebersamaan, karena itu lah makna taawaun dalam spirit Islam,” tutur Haedar.
Haedar berharap umat Islam di tengah berbagai golongan agama yang berbeda, perbedaan suku, dan etnik harus menajdi teladan yang terbaik.
“Umat Islam jangan menjadi contoh yang buruk, tutur kata, tulisan, termasuk di medsos harus menebar rahmat kebaikan bagi siapa saja, bukan hanya sesama manusia, namun juga lingkungan dimana kita berada,” imbuh Haedar.
Bagi sesama umat muslim Haedar meminta untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah.
“Ukhuwah Islamiyah mudah diucapkan, mudah digelorakan, tetapi tidak selalu mudah diwujudkan. Kenapa? Karena satu sama lain di tubuh umat islam terdapat perbedaan, dan sering kali perbedaan itu tidak dijalin dengan baik, apalagi yang menyangkut kepentingan pribadi. Ukhuwah sekadar retorika semata. Ukhuwah Islamiyah yang kokoh dasarnya pada iman,” tegas Haedar.
Haedar berharap di tahun 2021 umat bangsa mampu merekat kebersamaan dan terjalin ukhuwah secara otentik, jujur dan ikhlas, serta menjauhi perbedaan dan kepentingan yang membuat retak sesama bangsa.
“Terlalu mahal harganya jika sesama umat bangsa menebar hal-hal yang membuat kita retak dan konflik serta tercerai berai sesama bangsa, perbedaan politik, posisi, dan pengelompokan sosial mestinya tidak menghalangi kita untuk terus memupuk kebersamaan demi kemajuan bangsa,” tutur Haedar.
Advertisement