Haedar Nashir: Membaca dan Menulis Bikin Otak Segar
Launching dan Bedah Buku, "Indonesia dan Keindonesiaan" digelar Buku tersebut, ditulis Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dan diterbitkan Suara Muhammadiyah. Ini kegiatan rangkaian acara Pra Tanwir Muhammadiyah yang digelar di Bengkulu.
“Ini merupakan tulisan yang saya kumpulkan, yang saya tulis di sela-sela kesibukan. Sembari menunggu jam terbang pesawat di bandara atau di stasiun,” ucap Haedar, dalam keterangan pada ngopibareng.id, Kamis 14 Februri 2019.
Karenanya, Haedar Nashir berpesan, agar para generasi milenial memiliki kebiasaan membaca dan menulis. Sebab ini merupakan wahyu Allah SWT pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
“Membaca dan menulis bisa bikin otak seger,” ujar Haedar, Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Jika generasi muda terus digalakkan untuk membaca dan menulis, Haedar optimis rangsangan itu akan menjadi suatu kekuatan yang berkemajuan.
“Jika kita semua punya tradisi membaca dan menulis, untuk menghadirkan Indonesia yang berkemajuan bukan lah suatu yang niscaya,” ucap Haedar.
Dalam acara yang dihelat di hall lantai 6 kampus 4 Universitas Muhammadiyah Bengkulu ini Haedar bercerita, buku tersebut ditulis dalam waktu kurang lebih empat bulan dan disusun secara serius.
Dalam kesempatan itu Haedar juga menjelaskan bahwa buku tersebutI a tulis untuk mengajak pembaca melihat suatu masalah dengan banyak perspektif, khususnya dalam memaknai keindonesiaan.
Salah satu yang menjadi catatan Haedar yakni dalam menilai kecintaan terhadap Indonesia yang harus ditunjukkan melalui perbuatan nyata, bukan sekadar klaim.
"Untuk menunjukkan keindonesiaan bukan dengan klaim dan retorika, melainkan dengan perbuatan nyata,” tutur Haedar.
Turut hadir pada launching dan bedah buku ini Suyatno Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Marpuji Ali Bendahara PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas Ketua PP Muhammadiyah, Siti Noordjannah Djohantini Ketua Umum PP Aisyiyah, dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bengkulu Syaifullah.
Sedang hadir sebagai pembedah adalah Ledyawati Dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu dan Tatang Badrun Taman dari Kantor Staf Presiden Deputi Komunikasi Politik. (adi)
"Untuk menunjukkan keindonesiaan bukan dengan klaim dan retorika, melainkan dengan perbuatan nyata,” tutur Haedar Nashir.