Haedar Nashir: Lawan Puisi Fadli Zon dengan Puisi Damai
Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir menanggapi santai puisi dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon yang berjudul 'Doa yang Ditukar'. Seperti diketahui, puisi tersebut sebelumnya dinilai menghina Kiai Maimoen Zubaer alias Mbah Moen.
"Sekarang lebih baik dari anak bangsa yang lain, termasuk lewat media sosial, belajar memproduksi puisi-puisi yang kontemplatif, puisi-puisi yang damai, puisi-puisi yang gembira, dan puisi-puisi yang memacu kebersamaan," katanya. Haedar meminta agar masyarakat terutama generasi milenial untuk tidak memberikan ruang kepada puisi-puisi yang saling beradu ketegangan. Dia pun menyarankan puisi tersebut harusnya dilawan dengan puisi-puisi yang tabsir atau puisi yang menggembirakan. "Dan tentu kita mengimbau, baik dalam puisi maupun dalam pernyataan sebaiknya para elit politik menahan diri dan lebih baik lontarkan pernyataan-pernyataan yang produktif dan merengkuh. Politik itu kan pro simpatik, bukan konfrontatif," bebernya. Di sisi lain, Haedar menjelaskan bahwa kondisi keberagaman di Indonesia masih moderat, bahkan dua bulan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Asalkan kondisi tersebut tidak dibawa-bawa terlalu dalam pada politik partisan. "Karena itu ketika ada benih-benih yang cenderung ekstrem atau ada politisasi agama, atau juga politisasi budaya dan lain-lain, politisasi kekuasaan, maka tugas kita kelompok-kelompok civil society, ormas, dan juga media massa yang menjunjung tinggi obyektivitas itu yang harus menjadi kekuatan kontrol terhadap realitas itu," jelasnya. Seperti diketahui, Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid menyebut warga Nahdlatul Ulama banyak yang tak terima dengan puisi dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang berjudul 'Doa yang Ditukar'. Puisi tersebut dinilai telah menghina Kiai Maimoen Zubaer alias Mbah Moen. "Banyak banget yang enggak terima warga NU, ulamanya dihina seperti itu," kata Yenny di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2019.Wakil Ketua DPR Fadli Zon membuat puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' yang diunggah di akun twitter pribadinya. Dalam puisinya, dia menyindir kata 'Kau' yang mengobral doa hingga makelar doa.
Iklan