Haedar Nashir: Jangan Terbuai Revolusi Industri 4.0
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, kebudayaan harus menjadi pilar membangun keadaban bangsa. Khususnya, di era media sosial dan era revolusi industri 4.0. Jangan sampai masyarakat Indonesia terbuai.
Bahkan larut di dalam budaya massa rendahan yang mencintai dan memproduksi fitnah, hoax, kebencian, permusuhan, perseteruan sekaligus juga intoleransi," tutur Haedar Nashir, dalam keterangan Minggu 3 Januri 2021.
Menurutnya, dengan modal keluhuran kita baik berbasis suku bangsa kedaerahan maupun dalam agama, hadirkan budaya media sosial, budaya relasi sosial dan budaya interaksi sosial dalam keragaman. Hal itu untuk kita bertumbuh dalam kebersamaan sekaligus juga membawa keadaban dan kemajuan hidup bersama.
Kita rugi hidup di era revolusi industri 4.0 dan media sosial yang membuana ini, jika hanya menjadi maf’ul bih. Menjadi objek penderita atau mungkin menjadi konsumen yang tidak cerdas dan tidak kritis.
"Hadirlah sebagai bangsa, masyarakat, dan warga yang punya tradisi literasi berkebudayaan luhur dalam media sosial sekaligus juga dalam relasi sosial kita di tengah kemajemukan," tutur Haedar.
Yang terakhir, kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertumpu pada agama dan keberagamaan dengan semangat semua agama yang menjunjung nilai-nilai illahiah yang membawa pada kebaikan, kedamaian dan keluhuran hidup serta bertumpu pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjadi titik kita bertemu. Jadikan agama sebagai kanopi suci yang membawa kedamaian dan rahmat bagi kehidupan.
Jangan sampai karena bias pemahaman dan sentimen yang di luar nilai agama, keberagamaan kita membawa pada intoleransi, kegaduhan sosial, dan retak sesama komponen bangsa. Saya percaya, dengan nilai-nilai luhur agama yang hidup di negeri tercinta dan mayoritas muslim dapat membawa misi rahmatan lil-alamin.
Nilai-nilai agama dan kehidupan keagamaan akan menjadi kekuatan pencerah, penjalin ukhuwah, merekat kesatuan nasional, membangun dan memperkokoh pilar kemanusiaan yang adil dan beradab bahkan mewujudkan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi kesalehan dalam kehidupan pribadi dan kolektif kita lebih jauh juga menyinari kerakyatan dan kehidupan politik serta nilai-nilai keadilan sosial
Maka agama dan umat beragama harus menjadi teladana utama, menjadi contoh terbaik, menjadi ushwah khasahan yang membawa kehidupan kebangsaan di negeri tercinta ini dalam keadaan yang religius.
Selain itu, juga saleh secara otentik, menjaga nilai-nilai ketuhanan yang membuat kita hidup dalam suasana rohani yang transcendental sekaligus juga menebar benih-benih sosial yang mendamaikan, yang mencerahkan.
"Juga, yang membangun keadaban, keutamaan dan kemajuan hidup bersama. Itulah agama dan kehidupan keagamaan yang rahmatan lil-alamin," kata Haedar Nashir. Semoga tahun 2021 menjadi tahun pencerahan bagi kita bangsa Indonesia.