Haedar Nashir: Empat Makna Islam dalam Perspektif Muhammadiyah
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) menjelaskan bahwa Islam adalah landasan gerak dan identitas Muhammadiyah. Identitas itu dipertegas dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar dan tajid yang bersumber pada Al-Quran dan Assunah.
“Muhammadiyah berasas Islam, artinya ketika kita memperbincangkan Muhammadiyah sebagai gerakan, mau tidak mau akan berbicara tentang Islam sebagai asas, sebagai nilai yang fundamental bahkan sebagai cita-cita luhur yang diperjuangkan oleh oleh Muhammadiyah,” demikian jelas Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Empat Makna Islam
Dalam Kuliah Umum daring mahasiswa baru dari 164 PTMA seluruh Indonesia, Senin 4 Oktober 2021 Haedar menjelaskan ada empat makna Islam dalam mata kuliah AIK.
Pertama, Al Islam dalam pengertian Muhammadiyah adalah agama yang ditanzilkan (diwahyukan) Allah subhanahu wa ta’ala sejak masa Nabi Adam hingga Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam.
Islam sendiri mengandung arti kepasrahan, ketundukan, keselamatan, kedamaian dan kesucian sebagaimana diperjelas dalam Surat An-Nisa ayat 125.
Kedua, Islam mengandung arti ketundukan dan keselamatan sebagaimana doa Nabi Ibrahim dalam Surat Maryam ayat ke-47.
Ketiga, Islam berarti kedamaian sebagaimana disebut dalam Surat Al-Anfal ayat ke-61.
“Artinya, ketika kita belajar tentang Islam, meyakini Islam, mengamalkan Islam, kita sedang menyebarluasakan dan menanamkan nilai-nilai yang membawa kita hidup selamat. Selamat di dunia dan selamat di akhirat. Orang ber-Islam harus menuju pada keselamtan dan menebar keselamatan bagi diri dan lingkungannya,” jelas Haedar.
Keempat, Islam bermakna sebagai bersih atau suci sebagaimana Asy-Syuara ayat ke-88-89.
“Dalam konteks ini maka ketika kita beragama dan ber-Islam, kita harus mejadi orang-orang yang suci dan bersih, hati dan pikiran dan tindakan. Tapi janga merasa diri paling bersih, paling suci dan menganggap orang lain kotor dan sesat,” imbuhnya.
Empat nilai di atas menurut Haedar harus menjadi ruh, alam pikir dan orientasi tindakan para mahasiswa dalam kehidupan.
“Maka dari 4 nilai utama Islam itu sesunggunya siapapun yang belajar di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah baik ananda sekalian yang Muslim maupun yang beragama lain dapat menumbuhkan nilai ketundukan, keselamatan, nilai perdamaian dan nilai kesucian menjadi keyakinan alam pikiran karakter dan tindakan sehari-hari.
"Sehingga kita betul-betul memiliki pandangan hidup, pedoman hidup, bingkai hidup dan cita-cita hidup yang berbasis pada nilai-nilai Islam yang mendasar tadi yang insyaallah akan melahirkan nilai-nilai utama dalam kehidupan kita, kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan masyarakat, kehidupan berbangsa, kehidupan bernegara...
"Bahkan dalam kehidupan semesta,” tegas Haedar, terkait mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA).