Haedar Nashir: 2021, Masih Percaya Covid-19 Konspirasi?
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, arus pemikiran posmomodernisme yang sebenarnya terbuka menerima kritik, kini mulai beralih menjadi dogmatis dan anarkis terhadap disiplin ilmu lain tanpa melihat konteks, realitas dan fenomena yang tidak selalu sama.
Sebagai contoh, pandemi Covid-19. Menurut Haedar, telah menampilkan sebagian masyarakat yang bersifat dekonstruktif menolak bahwa pandemi nyata adanya dengan melawan otoritas ilmu, kepakaran sampai melawan otoritas keagamaan (fatwa ulama).
Kelompok di atas bahkan tidak peduli dengan fakta bahwa 2,8 juta manusia telah meninggal di dunia karena Covid-19. Haedar menganggap naif jika fakta tersebut dianggap sebagai hegemoni konspirasi politik semata.
“Tapi bagi yang masih percaya ini sesuatu yang diperdebatkan, saya simpel saja. Mereka yang tidak percaya pada Covid ini suruh bergabung dengan mereka yang sudah terkena Covid di satu kamar. Dan kalau masih belum percaya, terus saja berada di rumah sakit ikut memulasara orang yang meninggal terkena Covid tanpa masker dan tanpa segala hal kalau masih belum percaya,” tuturnya.
Haedar mengungkapkan hal itu, saat menyampaikan tahniah atas dikukuhkannya Prof. Dr. Drs. Waston, M.Hum sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Agama dan Filsafat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu 3 April 2021.
Dikukuhkannya Waston sebagai guru besar diharapkan Haedar mampu memberikan warna dan manfaat di tengah dunia yang semakin hari semakin penuh kecurigaan, subjektivitas dan mematikan kepakaran.
“Pak Waston harus memberi perspektif bagaimana filsafat bisa menjadi fasilitator untuk interkoneksi ilmu, bahkan tidak mereduksi ilmu,” tuturnya sembari mengkritik laju sistem pemikiran posmo dan dekonstruksionisme yang kian melampaui batas.