Haedar: Bangun Peradaban Islam Tak Bisa Lewat Demo Besar-Besaran
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan, peradaban Islam hanya akan terwujud jika umat telah memiliki berbagai pusat kemajuan di berbagai bidang, misalnya sarana rumah sakit, lembaga pendidikan tinggi, hingga sarana fasilitas yang memadai.
Selain itu, sumber daya manusia unggul, penguasaan ekonomi dan karakter yang tidak reaktif dalam menanggapi dinamika kehidupan dianggap sebagai modal dasar mewacanakan peradaban.
“Nah pertanyaannya apakah umat Islam Indonesia keseluruhannya punya concern membangun pusat-pusat keunggulan?” gugah Haedar, dalam keterangan Rabu 10 November 2021.
“Sekarang yang disebut pusat keunggulan itu kalau kita bisa rame-rame pergi ke lapangan, aksi, demo dan lain sebagainya. Mungkin saya terlalu berterus terang juga soal ini. Tapi pulang perut lapar, ada makanan nggak di rumah? Jadi persoalan-persoalan itu harus kita proporsionalkan. Membangun peradaban itu pekerjaan long term, jangka panjang,” kritiknya.
Islam Mempunya Pusat Keunggulan
Haedar lalu menjelaskan, selain umat Islam Indonesia belum memiliki banyak pusat keunggulan yang bersaing, hambatan lainnya nampak dari kualitas sumber daya manusia Indonesia yang menempati peringkat keenam di wilayah Asia Tenggara.
Guru besar bidang ilmu Sosiologi itu lalu menuturkan bahwa memobilisasi potensi umat secara berjenjang untuk membentuk sumber daya manusia unggul bukanlah perkara mudah sebagaimana pengalaman Muhammadiyah selama satu abad membangun dan mengelola pusat-pusat keunggulan.
Amal Usaha Muhammadiyah
“Kesimpulannya semua membangun Amal Usaha Muhammadiyah itu tidak gampang. Coba tanya apakah membangun Unismuh 17 lantai dan lain-lain itu apakah sim salabim satu malam jadi. (Tidak dipikir) uangnya dari mana? kerjanya dari mana? Itu semua proses panjang,” kata Haedar mencontohkan.
Haedar pun kemudian mengajak warga Muhammadiyah agar berpedoman dengan cara-cara yang ditetapkan Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam sebagai Agama Peradaban.
“Insyaallah peta jalan Muhammadiyah sudah punya, tapi kita bisa tidak menyiapkan prasyarat-prasyarat pandangan keagamaan, orientasi politik, ekonomi dan sumber daya berdasar apa yang kita bangun alam pikirannya dengan tahap demi tahap dan Itu memerlukan konsentrasi,” tuturnya, Haedar Nashir dalam Pengajian Bulanan PWM Sulawesi Selatan, Sabtu.