Hadits Dentuman Huru-hara Bulan Syawal Ini Penjelasan Buya Yahya
Beragam hadits yang menyebutkan munculnya dentuman besar di pertengahan Ramadhan hingga saat ini masih viral di media sosial. Dalam hadits itu juga disebutkan akan adanya ancaman huru-hara besar saat bulan Syawal setelah Ramadhan.
Entah siapa yang memulai menyebarkan hadits-hadits yang menurut para ahli adalah tidak benar itu? Hadits-hadits yang diviralkan itu seolah dinisbahkan kepada Nabi Muhammad SAW, padahal Nabi tidak pernah meriwayatkan hadits itu.
Dalam sebuah penjelasan melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya Zainul Ma'arif menjelaskan bahwa "Tidak semua hadits shohih, kecuali dipastikan dari Bukhori Muslim," ujarnya.
"Para ahli sudah mengatakan riwayatnya tidak dibenarkan, jadi sudahlah jika para ahli hadits sudah mengatakan seperti itu, kita tidak perlu memperdebatkan," ujarnya.
Kalaupun ternyata hadits itu benar, yang perlu dilakukan umat Islam adalah selalu siap. "Yang penting jangan menakut-nakuti orang. Seandainya hadits itu benar, kalau memang ada dentuman, silakan perbanyak iman. Tidak perlu bawa hadits itu. Kalau takut pada Allah ya harus setiap saat," ujar Buya.
"Perbanyaknya sujud dan dzikir tanpa harus menunggu dentuman itu," kata Buya Yahya.
Lantas bagaimana sebenarnya bunyi hadits yang diklaim diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dan kini viral di media sosial:
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله –صلى الله عليه وسلم: يكون في رمضان هدة توقظ النائم ، وتقعد القائم ، وتخرج العواتق من خدورها ، وفي شوال مهمهة ، وفي ذي القعدة تميز القبائل بعضها من بعض ، وفي ذي الحجة تراق الدماء.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Akan terjadi di bulan Ramadhan ledakan besar yang membangunkan orang tidur, membuat orang yang berdiri terduduk, keluarnya para gadis dari pingitan dan di bulan Syawal akan terjadi huru-hara, di Dzulqa’dah antara kabilah satu sama lain saling berselisih dan di Dzulhijjah akan terjadi pertumpahan darah.”
Dalam riwayat yang lain, disandarkan periwayatan hadits kepada Ibnu Mas'ud. Bunyi haditsnya:
عن ابن مسعود قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إذا كان صيحة في رمضان ، فإنه يكون معمعة في شوال ، وتميز القبائل في ذي القعدة ، وتسفك الدماء في ذي الحجة والمحرم ، وما المحرم ؟ يقولها ثلاث مرات ، هيهات هيهات ، يقتل الناس فيه هرجا هرجا ، قلنا : وما الصيحة يا رسول الله ؟ قال : هذه في النصف من رمضان ليلة الجمعة ، فتكون هدَّة توقظ النائم ، وتقعد القائم ، وتخرج العواتق من خدورهن في ليلة جمعة ، في سنة كثيرة الزلازل والبرد ، فإذا وافق شهر رمضان في تلك السنة ليلة الجمعة ، فإذا صليتم الفجر من يوم الجمعة في النصف من رمضان فادخلوا بيوتكم ، وأغلقوا أبوابكم ، سدوا كواكم ، ودثروا أنفسكم ، وسدوا آذانكم ، فإذا أحسستم بالصحيحة فخروا لله سجدا ، وقولوا : سبحان القدوس ، سبحان القدوس ، ربنا القدوس ، فإنه من فعل ذلك نجا ومن لم يفعل هلك.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah saw bersabda, "Apabila terjadi suara dahsyat di bulan Ramadhan maka akan terjadi huru hara di bulan Syawwal, akan terjadi perselisihan antara kabilah (suku) di bulan Zulqaidah, dan akan terjadi pertumpahan darah di bulan Zulhijjah dan Muharram. Tahukah kalian apa yang akan terjadi di bulan Muharram? Rasulullah mengulangi hal tersebut sampai 3 kali. Jauh dari yang kalian kira. Pada bulan itu manusia akan saling membunuh dalam hiruk pikuk.
Maka kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bilakah suara dahsyat itu? Rasulullah menjawab, "Suara dahsyat itu terjadi pada pertengahan Ramadhan bertepatan dengan malam Jum'at, dan suara yang membangunkan orang tidur, menjatuhkan orang yang berdiri, mengeluarkan para gadis dari kamar-kamarnya di malam Jum'at, di tahun banyak terjadi banyak gempa bumi dan cuaca dingin. Hal itu terjadi apabila pertengahan bulan Ramadhan pada tahun itu bertepatan dengan malam jum'at.
Maka apabila kalian telah melakukan shalat Shubuh pada hari Jum'at pertengahan Ramadhan itu, maka masuklah ke rumah-rumah kalian, kuncilah pintu-pintu kalian, tutuplah jendela-jendela kalian, selimutilah diri-diri kalian, dan tutuplah telinga-telinga kalian.
Apabila kalian merasakan ada suara dasyat itu maka menyungkurlah dengan bersujud kepada Allah, dan ucapkan: subhanal quddus (Maha Suci Allah), subhanal quddus (Maha Suci Allah), rabbunal quddus (wahai Rabb kami Yang Maha Suci). Barangsiapa yang melakukan hal itu maka ia akan selamat, dan barangsiapa yang tidak melakukan hal itu maka ia akan binasa."
Selain itu juga ada satu hadits yang semakna dengan hadits di atas. Hadits ini dinisbatkan periwayatannya kepada sahabat Ibnu Mas’ud.
يَكُونُ فِي رَمَضَانَ صَوْتٌ , قَالُوا: فِي أَوَّلِهِ أَو فِي وَسَطِهِ أَو فِي آخِرِهِ؟ قَالَ : لا ؛ بَلْ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ ، إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ ؛ يَكُونُ صَوْتٌ مِنَ السَّمَاءِ يُصْعَقُ لَهُ سَبْعُونَ أَلْفاً ، وَيُخْرَسُ سَبْعُونَ أَلْفاً ، وَيُعْمَى سَبْعُونَ أَلْفاً ، وَيُصِمُّ سَبْعُونَ أَلْفاً . قَالُوا: فَمَنِ السَّالِمُ مِنْ أُمَّتِكَ؟ قَالَ : مَنْ لَزِمَ بَيْتَهُ ، وَتَعَوَّذَ بِالسُّجُودِ ، وَجَهَرَ بِالتَّكْبِيرِ لِلَّهِ . ثُمَّ يَتْبَعُهُ صَوْتٌ آخَرُ . وَالصَّوْتُ الأَوَّلُ صَوْتُ جِبْرِيلَ ، وَالثَّانِي صَوْتُ الشَّيْطَانِ. فَالصَّوْتُ فِي رَمَضَانَ ، وَالمَعْمَعَةُ فِي شَوَّالٍ ، وَتُمَيَّزُ الْقَبَائِلُ فِي ذِي الْقَعْدَةِ ، وَيُغَارُ عَلَى الْحُجَّاجِ فِي ذِي الْحِجَّةِ ، وَفِي الْمُحْرِمِ ، وَمَا الْمُحْرَّمُ؟ أَوَّلُهُ بَلاءٌ عَلَى أُمَّتِي ، وَآخِرُهُ فَرَحٌ لأُمَّتِي
Artinya, Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda “Akan terjadi suara keras di Ramadhan. Mereka (para sahabat) berkata, “Di awal Ramadhan, di tengah atau di akhirnya? Beliau menjawab, “Tidak, akan tetapi di pertengahan bulan Ramadhan, yaitu apabila pertengahan bulan Ramadhan terjadi pada hari Jumat, maka akan ada suara keras dari langit, karena suara itu akan tersungkur 70.000 orang, menjadi bisu 70.000 orang, menjadi buta 70.000 orang, menjadi tuli 70.000 orang.
Mereka bertanya, "Siapa yang selamat dari umatmu? Beliau menjawab, ‘Siapa yang tetap di dalam rumahnya, meminta perlindungan dengan sujud dan mengeraskan ucapan takbir kepada Allah. Kemudian disusul suara lainnya. Suara pertama adalah suara Jibril sedangkan suara kedua adalah suara setan. Dan suara ini terjadi di Ramadhan, di Syawal akan terjadi huru-hara, Dzulqai’dah akan terjadi perselisihan antar kabilah, di Dzulhijjah para Jemaah haji akan diserang, sedangkan di bulan Muharram, tahukah kalian bulan Muharram? Awalnya adalah ujian bagi umatku, akhirnya adalah kebahagiaan bagi umatku"
Sementara itu, beragam ulama dan ahli Hadits memastikan bahwa hadits di atas adalah palsu. Al-Uqaili di dalam Adh-Dhuafa’ Al-Kabir berkata, "Hadits ini tidak memiliki asal (sumber) dari perawi yang tsiqah (dapat dipercaya) dan tidak ada juga periwayatan dari sumber yang shahih.” (Adh-dhuafa’ Al-Kabir 3/53).
Sementara Ibnul Jauzi di dalam kitabnya Al-Maudhu’at mengatakan: "Hadits ini adalah kepalsuan atas nama Rasulullah SAW." (Al-Maudhuu’at 3/191).
Ibnul Qayim dalam Al-Manaarul Munif berkata, "Terdapat hadits-hadits yang tidak shahih tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa mendatang..” Kemudian Ibnul Qayyim menyebutkan hadits di atas dan hadits yang serupa yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud. (Al-Manaarul Munif, Hal. 98).