Hadiri Undangan Maulid di Silo, Hendy – Gus Firjaun disodori Pernyataan Tolak Tambang
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Jember nomor urut 1, Hendy – Gus Firjaun disodori pernyataan penolakan terhadap aktivitas tambang di Kecamatan Silo. Diketahui hal itu terjadi saat Hendy – Gus Firjaun menghadiri undangan kegiatan maulid nabi dan haflatul imtihan di Pondok Pesantren Mambaul Ulum II, Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember , pada Senin, 30 September 2024.
“Penandatanganan pernyataan menolak tambang itu terjadi saat saya menghadiri undangan kegiatan maulid dan haflatul imtihan di Ponpes Mambaul Ulum. Itu undangan sudah lama kami terima,” katanya dikonfirmasi Selasa, 1 Oktober 2024.
Hendy Siswanto mendapatkan kesempatan menyampaikan sambutan dalam kegiatan tersebut. Hendy menyampaikan apresiasi kepada Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum, KH Farid Mujib. Sebab, ponpes yang sudah berusia 30 tahun itu banyak mendidik anak-anak Jember.
Usai menyampaikan sambutan, Hendy – Gus Firjaun kemudian disodori pernyataan tentang penolakan terhadap tambang. Pernyataan tersebut sebenarnya juga sudah pernah disampaikan saat Hendy – Gus Firjaun mencalonkan bupati dan wakil bupati pada periode sebelumnya.
Karena sejak awal memang berkomitmen menolak tambang, sehingga Hendy – Gus Firjaun langsung menandatangani pernyataan tersebut.
Hendy menilai, aktivitas tambang merupakan perbuatan yang membuktikan bahwa seseorang kurang mensyukuri nikmat yang ada di depan mata. Kecamatan Silo menurut Hendy memiliki lahan subur. Tembakau, kopi dan tanaman lainnya bisa tumbuh dengan baik.
Degan lahan yang subur itu, masyarakat hanya perlu meningkatkan pengelolaan hasil panen. Salah satunya dengan mendirikan pabrik kopi di Desa Silo.
Dengan demikian, Hendy memastikan masyarakat Silo tidak membutuhkan tambang untuk hidup sejahtera. Apalagi tambang sudah dipastikan merusak alam.
“Yang ada di depan kita belum maksimal disyukuri, kenapa harus mencari yang ada di dalam bumi. Apalagi harus merusak alam. Di sana banyak kopi, belum maksimal, Tinggal dimaksimalkan. Akan maksimal kalau ada pabrik. Termasuk tembakau bisa berhasil di Silo karena tanah subur,” tambahnya.
Selain meminta komitmen penolakan tambang, warga juga meminta agar ada perbaikan jalan. Atas permintaan tersebut, Hendy menyampaikan selama memimpin Jember 3,5 tahun telah menyelesaikan perbaikan jalan sebanyak 90 persen.
Memang masih ada sebagian kecil jalan yang belum diperbaiki, yakni di jalan yang ada di dekat gunung. Sebab, ada jalan yang memang tidak bisa dibangun oleh Pemkab karena berada di lahan instansi lain.
“90 persen jalan di Jember selesai diperbaiki, tinggal sisanya di dekat gunung. Ada yang belum karena ada masalah dengan instansi lain seperti PTPN. Nanti kami akan berdiskusi dengan BUMN agar Pemkab Jember bisa memberikan manfaat bagi warganya yang tinggal di kebun-kebun,” pungkasnya.
Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum II, KH Farid Mujib memebenarkan penyodoran surat pernyataan tolak tambang kepada Hendy – Gus Firjaun dalam kegiatan maulid nabi dan haflatul imtihan.
Pendatanganan pernyataan tolak tambang tersebut dilaksanakan di depan 2.000 warga yang hadir dalam kegiatan tersebut. Sebab, pondok pesantren memang mengundang alumni, wali santri, dan simpatisan.
Selain terkait komitmen penolakan terhadap tambang, Hendy – Gus Firjaun juga diminta komitmen terkait pembangunan infrastruktur jalan di Kecamatan Silo, khususnya di pelosok desa. Termasuk juga komitmen membangun pondok pesantren, madrasah diniyah, dan guru ngaji.
“Ini bentuk upaya mencari kekuatan dan dukungan. Kami membutuhkan kebersamaan bersama Hendy -Gus Firaun dalam menolak tambang. Dengan adanya komitmen tersebut, saya mengajak seluruh yang hadir memilih Hendy – Gus Firjaun,” pungkasnya.