Maulid di Jogja, Yenny Wahid Sebut Makruf Amien Abah Wapres
Wakil Presiden Makruf Amien menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad. Acara ini diselenggarakan Habib Hilal Al Aidid, keluarga Pondok Pesantren Krapyak Jogjakarta.
Habib Hilal adalah orang dekat Wakil Presiden yang mantan Rais Aam PBNU ini. Ia yang mendampingi sejak Makruf Amien ditetapkan menjadi calon wakil presiden oleh Joko Widodo.
Wapres hadir didampingi istrinya Ny Wuri Makruf Amien. Juga mendampingin Menteri Desa Halim Iskandar dan Wagub DIY. Sejumlah kiai hadir. Ada Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, KH Idris Hamid, KH Najib Abdul Qodir dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Yang menarik, acara yang diawali dengan pembacaan shalawat hampir setengah jam itu, Yenny Wahid memberi sambutan mewakili tuan rumah. "Yang kita hormati bersama Abah Wapres," katanya memulai sambutannya.
Ia lantas menceritakan tentang panggilan Abah Wapres untuk Makruf Amien ini. Menurutnya, panggilan itu muncul jauh hari sebelum Makruf Amien menjadi wapres. Panggilan itu muncul saat pilpres.
"Saat itu, kami bersama para kiai kumpul menjelang debat cawapres. Kami ingin mendukung penuh beliau. Karena itu, para kioa dan kami sepakat menyebut beliau dengan panggilan Abah Wapres," katanya.
Ternyata, lanjut Yenny, doa dan dukungan para kiai itu dikabulkan Allah. Panggilan Abah Wapres untuk Kiai Makruf Amien menjadi kenyataan. "Beliau kini betul-betul menjadi wapres sesuai dengan doa para kiai," kata putri Gus Dur disambut tepuk tangan hadirin.
Dalam sambutannya, Wapres Makruf Amien sempat menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat Jogja atas dukungannya dalam pilpres lalu. "Dukungan ke Pak Jokowi dan saya di Jogja besar sekali. Sampai 72 persen," katanya.
Wapres Makruf Amien sempat lupa tidak menyebut Katib Aam PBNU yang juga hadir di acara tersebut. "Maaf, saya lupa menyebut KH Yahya Cholil Staquf. Karena dekat, seringkali kita lupa. Seperti dengan istri. Karena dekatnya malah sering lupa," tuturnya.
Dalam sambutannya, Wapres menganjurkan para ulama meniru Nabi Muhammad sebagai tokoh perubahan. Apalagi dalam menghadapi era disrupsi dalam industri 4.0 sekarang ini.
"Namun, dalam perubahan ini kita tidak boleh meninggalkan hal-hal yang lama. Seperti yang terjadi dalam era diarupsi. Hal lama yang baik harus tetap kita jaga sambil mengambil yang baru yang baik," tambahnya.
Ia mengharap perubahan menuju yang lebih baik sacara terus-menerus dengan cara yang baik. "Perubahan harus tetap berada dalam kerangka kesepakatan negara dan bangsa. Jangan sampai menghilangkan kesepakatan dari Bangsa Indonesia," tutur Makruf Amien.
Advertisement