Hadiri Halal Bi Halal Alumni UB, Ini Harapan Wapres
Momentum bulan Syawal bagi umat muslim dan warga bangsa lain dipergunakan untuk menumbuhkan rasa empati dan kebersamaan.
Bangsa Indonesia saat ini memerlukan energi kolektif yang besar berupa empati, kepedulian, solidaritas sosial, dan gotong-royong untuk bangkit dari krisis, akibat pandemi covid-19.
Kemajuan ini tidak bisa diraih kalau bangsa ini tidak bersatu. Jadikan persatuan, sikap moderat, dan kebersamaan sebagai modal terpenting untuk menjadikan Indonesia sebagai negara sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa, yakni negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Ini disampaikan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat menghadiri Halal Bil Halal seluruh civitas akademika dan Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Brawijaya seluruh Indonesia, secara virtual, Sabtu 22 Mei 2021.
Menurut Wapres, agenda keumatan yang paling penting saat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan. Penguasaan ilmu pengetahuan merupakan prasyarat kesiapan untuk menghadapi perubahan agar peradaban menjadi lebih baik.
Sementara, terciptanya kesejahteraan membuat kehidupan menjadi lebih berkualitas. Salah satu langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan adalah membangun perekonomian yang memungkinkan tercapainya kesejahteraan dan pemerataan diperoleh sekaligus.
Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang dilakukan pemerintah saat ini merupakan bagian dari ikhtiar untuk mewujudkan kedua hal tersebut. Negara-negara yang lain bahkan sudah lebih dulu mengembangkannya, seperti di Inggris, Malaysia, dan negara di kawasan Timur Tengah.
Sekurangnya ada 4 fokus pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang saat ini sedang diperjuangkan pemerintah, yaitu pengembangan produk halal, keuangan syariah, dana sosial syariah, dan usaha syariah.
Perlu dipahami bahwa ekonomi dan keuangan syariah ini bersifat inklusif, tidak hanya untuk pemeluk agama Islam saja, tetapi semua golongan dan kelompok masyarakat. Cita-cita dari seluruh upaya ini adalah mewujudkan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi.
Selebihnya, pada situasi yang sulit seperti sekarang akibat pandemi, nilai-nilai mulia agama seperti solidaritas dan empati harus ditumbuhkan lebih kuat lagi. Inilah modal besar yang kita miliki sejak dahulu.
Pemerintah sudah melakukan segala daya untuk memulihkan keadaan kesehatan, sosial, dan ekonomi. Tetapi, tanpa bantuan dan solidaritas dari warga negara mustahil hal ini bisa ditangani dengan cepat.
"Kita memiliki dua modal penting untuk segera keluar dari kesulitan ini. Pertama, modal spiritual. Ujian ini dihadapi dengan usaha dan doa sehingga tidak akan melemahkan semangat. Kedua, modal sosial. Ikatan persaudaraan dan solidaritas akan menguatkan karena disangga secara berjamaah," katanya.
Lanjut Ma'ruf, halal bi halal sejatinya adalah semangat menegakkan ukhuwah, yaitu meninggikan persaudaraan dan kemanusiaan. Keduanya sangat dibutuhkan saat ini untuk bersama-sama mengatasi persoalan bangsa.
"Seluruh alumni Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya saya harapkan menyumbangkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk bersama-sama menghadapi masalah ini, sekaligus berkontribusi memajukan kesejahteraan masyarakat. Saya percaya dengan kapasitas dan komitmen para alumni Universitas Brawijaya," katanya.