Hadir di Surabaya, ASHA IVF Punya Teknologi Terbaru Bayi Tabung
Dokter Amang Surya, Spesialis Obstetri dan Ginekologi menyebut berdasarkan data statistik ada sekitar 300 pasangan sulit memiliki buah hati atau mengalami gangguan kesuburan (infertilitas) di wilayah Surabaya Raya.
Lima klinik IVF yang ada di Surabaya pun dirasa masih kurang untuk mewujudkan impian para pasangan guna memiliki momongan. Melihat hal tersebut pihaknya menghadirkan ASHA IVF Indonesia di RS PHC Surabaya.
"Dari data tersebut, kurang dari 200 pasangan yang terlayani. Sisanya bisa belum terlayani atau keluar negeri. Ini menjadi tugas kami untuk membantu para pasangan infertilitas dalam, yang mendamba buah hati," ujar Direktur Utama ASHA IVF Indonesia ini, Kamis, 1 September 2022.
Dokter Amang mengungkapkan, tak hanya dilengkapi dengan dokter spesialis yang kompeten, pihaknya juga menghadirkan teknologi terbaru dalam pelayanan bayi tabung.
Salah satu teknologi terbaru yang dihadirkan ialah Intra Cytoplasmic Mophologically-Selected Sperm Injection (IMSI). Teknologi ini digunakan untuk membantu memilih sperma dengan morfologi terbaik guna mendapatkan hasil embryo yang terbaik.
"Setelah proses pembuahan, embryo juga dapat disimpan dalam inkubator dengan teknologi Time-Lapse untuk menghasilkan foto perkembangan embrio secara real time tanpa mengeluarkannya," terangnya ditemui di lantai 5 RS PHC Surabaya.
Di samping itu, dokter Amang juga kembali mengingatkan bahwa program bayi tabung atau IVF bukanlah alternatif terakhir melainkan, sebuah pilihan program untuk memiliki buah hati.
"Di mana ini adalah salah satu solusi saat menentukan treatment kasus vertilitasi. Jadi bukan alami dulu, inseminasi dulu baru diakhiri IVF. Melainkan berdasarkan problem yang ada dan yang dialami," terangnya.
Menurutnya, bila ada indikasi harus melakukan IVF tapi dicoba dengan cara alami dan sebagainya, maka akan buang waktu dan biaya.
Mengenai biaya program IVF sendiri tergantung usia dan dosis yang digunakan. "Biayanya bisa Rp70 hingga Rp90 juta, jumlah ini lebih murah dari pada di negara tetangga," ungkapnya.
Kehadiran klinik fertilitas di Surabaya ini juga disambut gembira para pejuang garis dua (pejuang hamil). Salah satunya ialah pasangan Chef Ken dan istrinya, Rosalina Alim.
Pasangan yang sudah menikah 10 tahun ini mengaku senang karena di tengah perjuangan mereka mendapatkan momongan, ada support dari dokter.
"Saat ini saya bersama istri sudah menikah selama 10 tahun dan sedang berjuang untuk mendapatkan momongan. Kami sebagai pasangan menuju dua garis merasa berjuang tidak sendiri, kami merasa punya harapan menjadi orang tua," ujar jebolan ajang MasterChef Indonesia ini, ditemui di tempat yang sama.